Minggu, 04 Maret 2012

BUALAN KATA “KAMI” DALAM AL-QUR’AN ADALAH TRINITAS

Bualan Kata " Kami " Dalam Al-Qur'an Adalah Trinitas



BUALAN KATAKAMIDALAM AL-QURAN ADALAH TRINITAS
oleh Abu Arsy Anargya pada 3 Maret 2012 pukul 23:06

Orang-orang Kristen seringkali mengklaim kata majemuk "Kami" dalam Al-Qur’an sebagai wujud adanya kemanunggalan tiga substansi Tuhan dalam satu pribadi atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan Trinitas. Tentu saja, ini adalah pemahaman yang sangat sempit tanpa melalui proses berfikir secara rasional. Mereka hanyamendasarkan pemahamannya pada ajaran/doktrin Trinitas yang sudah terpatri dalam otak mereka semenjak masa kanak-kanak. Keesaan Tuhan tidak diragukan lagi di mana saja di dalam Al-Qur’an, sebagaimana dinyatakan dalam daftar berikut: 

1. QS. 2:133;

 
2. QS. 2:163;


3. QS. 4:171;


4. QS. 5:73;



5. QS. 6:19;



6. QS. 9:31;



7. QS. 12:39; 



8. QS. 13:16; 


9. QS. 14:48; 


10. QS. 14:52; 


11. QS. 16:22;


12. QS. 16:51; 


13. QS. 18:110; 


14. QS. 21:108; 


15. QS. 22:34;


16. QS. 27:60-65;



17. QS. 37:4;


18. QS. 38:65;


19. QS. 39:4;


20. QS. 40:16;


21. QS. 41:6;


22. QS. 112:1.



Kata jamak atau tepatnya kata ganti orang pertama jamak, yakni "Kami", digunakan secara konsisten bila dalam suatu aksi perbuatan malaikat ikut terlibat, bukan hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala sendiri. Sebagai contoh, turunnya Al-Qur’an terjadi dengan partisipasi malaikat Jibril (lihat QS. 2:97 di bawah). 

Oleh karena itu, jika membicarakan wahyu-wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kata majemuk "Kami" digunakan untuk mengakui peranan malaikat Jibril (lihat QS. 5:44 dan QS. 15:9 di bawah). Begitu pula bilamana kata majemuk "Kami" digunakan, kita tahu malaikat dilibatkan, dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghargai para malaikat atas partisipasi mereka (lihat juga QS. 70:40 di bawah).  

Dengan kata lain, dalam situasi di mana Allah Subhanahu Wa Ta'ala sendiri sebagai pelaku, kita mendapatkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala mempergunakan bentuk kata tunggal atau kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga tunggal. Sebagai contoh, ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada Nabi Musa a.s. di mana tidak ada malaikat sebagai perantara, kita mendapatkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam bentuk kata ganti orang pertama tunggal (lihat QS. 20:11-15 di bawah).

Demikian juga dengan sikap ibadah makhluk yang harus ditujukan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Dia mengekspresikan firman-Nya dengan menggunakan kata ganti orang pertama tunggal (lihat QS. 51:56 di bawah).  

Allaahu Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 


Katakanlah: ‘Barang siapa yang menjadi musuh JIBRIL, maka JIBRIL itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman’." (QS. 2:97)  



"Sesungguhnya KAMI telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada AKU. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat AKU dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. 5:44)  



"Sesungguhnya KAMI-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya KAMIbenar-benar memeliharanya." (QS. 15:9)  







"Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. SesungguhnyaAKU inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan AKU telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain AKU, maka sembahlah AKU dan dirikanlah shalat untuk mengingat AKU. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang AKU merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan." (QS. 20:11-15)   



"Dan tidak AKU ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahAKU." (QS. 51:56) 



"Maka AKU bersumpah dengan Tuhan Yang menguasai timur dan barat, sesungguhnya KAMI benar-benar Mahakuasa." (QS. 70:40) 

CATATAN:
Frasa Tuhan Yang menguasai timur dan barat dalam QS. 70:40 di atas merupakan kiasan yang maksudnya adalah malaikat-malaikat pemelihara benda-benda angkasa. Kita tahu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Tuhan Yang Menguasai Alam Semesta beserta segala isinya (lihat QS. 1:2). Meski orang Kristen seringkali memelintir QS. 70:40 ini, namun bagi orang-orang yang berakal, sesungguhnya ayat ini merupakan golongan ayat "muhkamaat" atau mudah dipahami (lihat QS. 3:7).

Allaahu 'Alam

Catatan untuk Group Komunitas Mualaf Indonesia Klick disini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar