Do’a Ketika Dipuji Orang Lain

ketika dipuji mereka berkata…
===============================================
Jangan Tertipu Dengan Pujian Orang Lain
Senin, 12 Oktober 2009 15:42 Muhammad Abduh Tuasikal Faedah Ilmu


Ada sebuah atsar dari Sahabat Rasulillah صلى الله عليه وسلم yang mana menunjukkan keagungan akhlak mereka. Mereka tidak terlena dan besar kepala karena pujian yang dilontarkan orang lain, sehingga pujian ini tidak mencelakakan mereka. Mereka tetap menyadari diri mereka tidak luput dari dosa. Kesadaran ini mendorong mereka senantiasa mohon ampun kepada Allah عزوجل, memohon rahmat dan ihsan Allah عزوجل. [syarhu Hisnil Muslim]
الهم لا تؤاخذني بما يقولون, واغفرلي ما لا يعلمون (واجعلني خيرا مما يظنون) رواه البخاري
Allahumma laa tuaakhidzni bimaa yaquuluun, waghfirli maa laa ya’lamuun (waj’alni khoiron mimmaa yadhunnuun)
Artinya:
“Yaa Allah, janganlah Engkau hukum aku dengan sebab (pujian) yang mereka ucapkan, dan ampunilah aku dari (perbuatan dosa) yang tidak mereka ketahui (dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangka)
[HR Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no 761 dan dalam Shahihul Adabil Mufrad no 585, Syaikh Albani رحمه الله menilai sanad riwayat ini shahih. Bagian terakhir dari atsar ini merupakan tambahan dalam riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman 4/228]
- ditulis ulang dengan sedikit editing pada susunan dan terjemahan, dari Majalah As-Sunnah edisi 06/Thn.XIV Dzulqa’dah 1431H, Oktober 2010 - hadiah dari salah seorang sahabat-semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.
Pernah dikirim di milis muslims-omanindo@googlegroups.com tanggal 7 Februari 2011
===============================================
Jangan Tertipu Dengan Pujian Orang Lain
Senin, 12 Oktober 2009 15:42 Muhammad Abduh Tuasikal Faedah Ilmu

Ibnu ‘Ajibah mengatakan, “Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu. Ada ulama yang mengatakan, “Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.”[1]”
Lihatlah apa yang dilakukan oleh Abu Bakr Ash Shidiq tatkala beliau dipuji oleh orang lain. Beliau–radhiyallahu ‘anhu- pun berdo’a,
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.
[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka][2]
Faedah Ilmu, Panggang, Gunung Kidul, 23 Syawwal 1430 H
Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com
[1] Lihat Iqozhul Himam Syarh Matn Al Hikam, Ibnu ‘Ajibah, hal. 159, Mawqi’ Al Qaroq, Asy Syamilah
[2] Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4/228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25/145, Asy Syamilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar