Keyword

Abu Bakar Ash-Shidiq (2) Abu Daud (1) Abu Hurairah (2) Adab (2) Adam 'Alaihisalam (2) Adu Domba / Namimah (1) Adzab Allah (1) Agama (1) Ahli Bait (1) Ahlul Hadits (9) Ahlussunnah (2) Aib (1) Air Seni (1) Aisyah (1) Akhirat (1) Akhlak (37) Akhlaq (3) Al-Firqatun An-Najiyah (9) Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta (1) Al-Qur'an (11) alam (1) Alam Semesta (4) Ali bin Abi Tholib (1) Aliran Sesat (3) Alkohol (6) Amal (4) Amanah (1) Amirul Mu'minin (1) Anak (1) Anak Cucu dan Mantu Rasulullah (1) Anak Haram (1) Anak Yatim (1) Anak Yatim. Puasa Asyura (1) Aqidah (83) as (1) Asma' Allah (3) At-Tirmidzi (1) Aurat (2) Ayah Dan Ibu (Orang Tua) (2) Ayat Dan Hadits (4) Ayat Kursi (3) Azab Kubur (3) Bantahan (8) Bayi (1) Beda Agama (1) Bejana (1) Belajar Islam (3) Bencong (1) Berenang. Olah Raga (1) Berkah (1) Bersedekap (1) Bid'ah (28) Bid'ah Hasanah (1) Bid'ah Pembagiannya (1) Binatang (2) Biografi (11) Birul Walidain (3) Blogger (1) Bom (2) Buah (1) Buah Manggis (1) Buah Pepaya (1) Buah Pete (1) Buah Semangka (1) Buah Sirsak (5) Bukhary (1) Bulan Muharram (1) Bulan Syawal (1) Bulughul Maram (1) Bunuh (1) Bunuh Diri. (2) Cerai (1) Ceramah (2) Cinta (5) Cinta Nabi (3) Da'i (2) Dajjal (1) Dakwah (8) Dalam Kendaraan Dan Pesawat (1) Daun Salam (1) Debat (1) Dimana Allah (2) Din (1) Do'a (21) Do'a Zakat (2) Duduk Diantara Dua Sujud (1) Duduk Istirahat (1) Dukun (4) Dzikir (9) Dzikir Pagi Dan Petang (4) Etika (1) Faham (3) Fanatik (1) Fatwa (20) Fikih (34) Fikih Ciuman (1) Fiqih (13) Fiqih Shalat (9) Firqah (8) Fitnah (1) Futur (1) Gambar / Lukisan (3) Gereja (1) Ghuluw (7) Golongan (1) Habaib / Habib (2) Haddadiy (1) Hadits (41) Hadits Arba'in (12) Hadits Lemah (7) Hadits Palsu (7) Hajr (1) Halal Haram (3) Halal Haram Makanan Minuman (3) Hamil (10) Hamil Dan Menyusui (9) Hamil Diluar Nikah (1) Harakah (1) Haram (2) Hari Iedul Fitri (2) Hari Raya (7) Harut Dan Marut (3) Hasad (1) Hasmi (1) Hati (11) Hijab (2) Hijab Jilbab Cadar (1) Hipnotis (2) Hisab (2) Hizbiy (1) Hjab Jilbab Cadar (1) Hukum (8) Hutang (3) I'tidal (1) I'tikaf (7) Ibadah (16) Ibnul Jauzi (1) Ibnul Qayyim (1) Idris 'Alaihisalam (1) Ihsan (1) Ikhlas (7) Ilmu (2) Ilmu Agama (2) Ilmu Hadits (11) Ilmu Komputer (1) Ilmu Pengasih / Pelet (1) Ilmu Pengasih / Pelet / Tiwalah (1) Ilmu Pengetahuan (2) Imam (14) Imam Ad-Darimi (1) Imam Ahmad (1) Imam An-Nasa'i (1) Imam Ibnu Majah (1) Imam Malik (1) Imam Muslim (1) Imam Nawawi (12) Imam Syafi'i (20) Iman (4) Imsak (1) Info Dakwah (2) Insan Kamil (1) Islam (2) Isra' Mi'raj (1) Istri (2) Istri-istri Rasulullah (3) ITE (3) Jalalain (1) Jampi / Mantra (1) Jantung (1) Jibril (1) Jihad (5) Jima (1) Jimat / Tamimah (2) Jin (8) Jual Beli (1) Kafir (2) Karomah (1) Kata Aku Dan Kami Dalam Al-Qur'an (2) Kaum Padri (1) Keajaiban (1) Kehidupan (1) Keluarga (2) Keluarga Rasulullah (1) Keraguan / Was-was (1) Kesehatan (20) Khamer (3) Khawarij (2) Khitan (1) Khusyu' (2) Kiamat (10) Kisah Nyata (1) Kisah Teladan (13) Kitab (2) Kubur (6) Laknat (1) Lamar/Pinangan (1) Lemah Lembut (1) Luar Angkasa (1) Maaf (1) Mabuk (2) Mahram (1) Makam / Kuburan (5) Makanan Minuman (1) Maksiat (7) Malaikat (3) Malam Lailatul Qadar (3) Mandi (1) Manhaj Salaf (16) Marah (1) Mashalih Murshalah (1) Masjid (6) Mata 'Ain (1) Maulid Nabi (6) Membungkukkan Badan (2) Mencium Tangan (3) Menyusui (1) Mimpi (1) Minuman (1) Muawiyyah (1) Mubaligh (2) Mudik Lebaran (1) Muhammad Shalallahu'alaihi wa Salam (2) MUI (2) Musik (1) Muslimah (16) Nabi (10) Najd (1) Najis (1) Nasab (1) Nasehat (46) Neraka (4) Niat (7) Niat Puasa Ramadhan (2) Nikah (20) Nikmat Kubur (3) Nyanyian (2) Obat (3) Oral Seks (1) Pacaran (1) Pakaian (1) Paranormal (3) Parfum (1) Pecandu Internet (1) Pegunungan Dieng (1) Pendidikan (2) Pengobatan (2) Penuntut Ilmu (4) Penutup Aurat (1) Penyakit Hati (4) Perbedaan (1) Pernikahan (10) Perpecahan Ahlul Bid'ah (1) Persatuan Ahlussunnah (3) Perselisihan (2) Peta (1) Petasan Mercon Kembang Api (2) Photo (3) Piring (1) Pria (1) Puasa (21) Puasa 3 Hari Tiap Bulan (1) Puasa Arafah (1) Puasa Asyura (2) Puasa Daud (1) Puasa Muharram (1) Puasa Qadha Fidyah (10) Puasa Ramadhan (45) Puasa Senin Kamis (2) Puasa Sunnah (4) Puasa Sya'ban (1) Puasa Syawal (3) Pujian (2) Qadha (9) Qunut (1) Radio (2) Rahasia (1) Ramadhan (48) Ramalan (2) Rambut (1) Rasul (9) Rasulullah (4) Remaja (3) Riba (2) Riya' (3) Rizki (1) Rokok (5) Ruh (2) Ruku' (1) Rukun Iman (2) Rukun Islam (1) Rumah Tangga (2) Ruqyah (2) Sabar (6) Safar (1) Sahabat (12) Sakit (1) Salafiy (14) Salam (2) Sanad (1) Sejarah (1) Seks / Sex (1) Seledri (1) Semir (1) Shahabiyyah (5) Shalat (39) Shalat Dhuha (3) Shalat Ied (4) Shalat Jama'ah (1) Shalat Jum'at (2) Shalat Tarawih (2) Shalawat (3) Shirath Jembatan Diatas Neraka (1) Sifat-sifat Allah (18) Sihir (11) Simbol (1) Suami-Istri (4) Sujud (2) Sum'ah (1) Sunnah (6) Surat (2) Surat Al-'Ashr (1) Surat Al-Fatihah (1) Surat Ibrahim Ayat 27 (1) Surga (6) Sutra (1) Syafa'at (3) Syafi'i (1) Syaikh (1) Syaikh Abdul Aziz Bin Baz (3) Syaikh Abdurrozzaq Bin Abdul Muhsin Al-Abbad (2) Syaikh Ibnu Jibrin (1) Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd (1) Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin (12) Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani (2) Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi'i (1) Syaikh Shalih Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan (4) Syaikhul Islam (3) Syaikhul Islam Abu Ismail Ash-Shabuni (3) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (25) Syair (1) Syaithan / Setan (5) Syari'at (1) Syi'ah (5) Syiah (5) Syirik (18) Ta'addud / Poligami (1) Tabdi (1) Tafsir (7) Tahdzir (1) Tahun Baru (3) Tajwid (1) Takbiiratul Ihram (1) Takdir (2) Takfiri (2) Taklid (1) Talak (1) Tangis (1) Tarahum Mohon Rahmat (1) Tarikh (7) Tasyabuh (9) Tasyahud Akhir (1) TASYAHUD AWWAL (1) Taubat (3) Tauhid (73) Tauhid Asma Wa Sifat (2) Tauhid Rububiyyah (1) Tauhid Uluhiyyah (1) Tawasul (3) Tazkiyatun Nufus (25) Teman (1) Terjemahan Al-Qur'an (1) Tertawa (1) Thaifatul Manshurah (8) Timbangan (1) Tipu Muslihat Abu Salafy (1) Touring (1) Tsa'labah Bin Hathib (1) Turun Sujud (1) TV (2) Ucapan (3) Ujub (8) Ulama (8) Umar bin Khattab (2) Umum (1) Undang-undang (3) Usap Muka (1) Valentine's Day (2) Video (5) Wahabi (2) Wali (2) Wanita (12) Waria (1) Wudhu (3) Wudhu Wanita (1) Zakat (10) Zakat Fitri (9) Zinah (3)

Kamis, 02 Februari 2012

ABU HURAIRAH AD-DAUSI

Abu Hurairah Ad-Dausi



Abu Hurairah ad-Dausi (wafat 57 H)
oleh Abu Arsy Anargya pada 31 Januari 2012 pukul 1:58

Abu Hurairah telah menghafal untuk umat Islam hadits-hadits Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam melebihi dari seribu enam ratus hadits
. Dalam riwayat lain, ia meriwayatkan hadist sebanyak 5.374 hadist.

Tidak diragukan lagi bahwa kita telah mengenal bintang yang bersinar diantara para sahabat Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Adakah seseorang dikalangan umat Islam yang tidak mengenal Abu Hurairah??

Pada zaman jahiliyah orang banyak memanggilnya Abd Syams, manakala Allaah Ta'ala memuliakannya dengan Islam dan menganugerahkan kepadanya kesempatan bertemu dengan Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bertanya kepadanya, "Siapa namamu"?
Dia menjawab, "Abd Syams
Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak, tetapi Abdurrahman".
Abu Hurairah menjawab, "Ya benar, aku adalah Abdurrahman ya Rosulullaah"

Adapun kun-yahnya, Abu Hurairah, ini dikarenakan semasa kecil ia mempunyai seekor kucing kecil yang menemaninya saat ia bermain, maka anak-anak sepermainannya memanggilnya

Abu Hurairah

Panggilan itu terus berlanjut dan menyebar sehingga mengalahkan namanya yang sebenarnya. Manakala sebab-sebab bersambung dengan sebab-sebab Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, beliau sering memanggilnya Abu Hirr, sebagai ungkapan kasih sayang dan kedekatan beliau kepadanya. Abu Hurairah lebih memilih Abu Hirr atas Abu Hurairah, dia berkata,

"Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, kekasihku memanggilku dengannya"

Hirr adalah kucing laki-laki, sedangkan Hurairah adalah kucing betina, yang pertama lebih baik daripada yang kedua.  

Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya perang Khibar, atas bimbingan ath-Thufail bin Amru ad-Dausi [1], namun Abu Hurairah tetap tinggal di bumi kaumnya Daus sampai enam tahun setelah hijrah dimana saat itu dia dengan beberapa orang kaumnya datang kepada Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam di Madinah.

Anak muda dari Daus ini berkonsentrasi untuk berkhidmat dan menyertai Rosulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, sehingga dia memilih masjid sebagai rumahnya dan beliau sebagai pendidik dan imamnya. Karena semasa hidup Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, Abu Hurairah tidak beristri dan tidak beranak. Abu Hurairah hanya mempunyai seorang ibu tua yang tetap berpegang kepada kesyirikan. Abu Hurairah tidak pernah lelah untuk mengajak ibunya kepada Islam sebagai ungkapan cinta dan kebaikannya kepadanya, namun ibunya justru menjauh dan menghalang-halangi niat baiknya.

Abu Hurairah pun membiarkannya meski dirinya dalam keadaan sangat bersedih. Kesedihan Abu Hurairah atasnya sangat menyayat hatinya. Suatu hari Abu Hurairah mengajak ibunya kepada iman kepada Allaah dan Rosul-Nya, namun ibunya justru mengucapkan kata-kata yang membuatnya bersedih dan berduka terkait dengan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Abu Hurairah menemui Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam sambil menangis, lantas beliau bertanya kepadanya, "Wahai Abu Hurairah, apa yang membuatmu menangis"?

Dia menjawab, Sesungguhnya aku tidak pernah jemu untuk menyeru ibuku kepada Islam, namun dia selalu saja menolak. Hari ini aku mengajaknya kembali namun dia justru mengucapkan kata-kata yang tidak aku sukai. Tolong berdo'alah untuk ibuku kepada Allaah Subhanahu wa Ta'ala agar membawa hati ibuku kepada Islam." Maka Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam berdo'a kepada Allaah Subhanahu wa Ta'ala untuk ibunya.

Abu Hurairah berkata, Aku pulang, aku melihat pintu rumah tertutup, aku mendengar bunyi guyuran air, ketika aku hendak masuk, ibuku berkata, Tetaplah ditempat wahai Abu Hurairah." Dia lalu memakai bajunya dan berkata, "Sekarang masuklah". Maka aku masuk dan Dia berkata, Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhaq disembah selain Allaah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya"

Aku kembali menemui Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dalam keadaan menangis karena bahagia setelah sebelumnya aku menangis karena bersedih, aku berkata, "Berbahagialah ya Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, Allaah telah menjawab do'a mu dan memberikan hidayah untuk ibuku kepada Islam".

Abu Hurairah menyintai Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, cintanya kepada beliau merasuki darah dan dagingnya, dia tidak pernah bosan memandang beliau, dia berkata,

"Aku tidak melihat sesuatu yang lebih indah dan lebih menawan daripada Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, seolah-olah matahari berada diwajah beliau".

Abu Hurairah memuji Allaah Tabaroka wa Ta'ala atas karunia-Nya sehingga dia bisa menjadi sahabat Nabi-Nya dan mengikuti agamanya, dia berkata,

"Segala puji bagi Allaah yang telah membimbing Abu Hurairah kepada Islam. Segala puji bagi Allaah yang telah mengajarkan Al-Qur'an kepada Abu Hurairah. Segala puji bagi Allaah yang telah memberikan nikmat-Nya kepada Abu Hurairah sehingga dia menjadi sahabat Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam"

Sebagaimana Abu Hurairah sangat menyintai Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, dia juga sangat menyintai Ilmu, dia menjadikan ilmu sebagai santapan utama dan tujuan cita-citanya.

Zaid bin Tsabit rodhiyallaahu 'anhu berkata, 

Ketika aku, Abu Hurairah dan seorang sahabat berada di Masjid, yaitu ketika kami sedang berdo'a kepada Allaah dan berdzikir, saat itu Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam masuk kepada kami, beliau berjalan mendekat dan duduk di tengah-tengah kami, kami pun diam, maka beliau bersabda,"Teruskan apa yang kalian lakukan".

Maka aku dan seorang sahabat tadi berdo'a sebelum Abu Hurairah dan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam mengamini do'a kami. Kemudian Abu Hurairah berdo'a dan ia berkata,

Ya Allaah, aku memohon kepada-Mu apa yang diminta oleh kedua temanku ini dan aku memohon kepada-Mu ilmu yang tidak terlupakan".

Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam berkata,

"Aamiin".
Kami berduapun berkata, "Kami pun memohon kepada Allaah ilmu yang tidak terlupakan".
Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

"Abu Hurairah telah mendahului kalian"



Sebagaimana Abu Hurairah menyintai ilmu untuk dirinya, dia juga menyintai ilmu untuk orang lain. Suatu hari Abu Hurairah masuk kepasar Madinah, dia terkejut melihat kesibukan orang banyak, mereka tenggelam dalam perniagaan jual-beli, menerima dan memberi, maka dia mendekat dan berdiri dihadapan mereka, dia berkata,"Betapa lemahnya kalian wahai penduduk Madinah"

Mereka bertanya, "Apa kelemahan kami yang engkau ketahui wahai Abu Hurairah"??

Abu Hurairah berkata, "Warisan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dibagi namun kalian tetap disini? mengapa kalian tidak berangkat dan mengambil bagian kalian darinya"?

Mereka bertanya, "Di mana wahai Abu Hurairah"?

Abu Hurairah menjawab, "Masjid".

Maka orang banyakpun bergegas keluar dari pasar sementara Abu Hurairah tetap berdiri di tempatnya sampai mereka kembali, manakala mereka melihat Abu Hurairah, mereka berkata, "Wahai Abu Hurairah, kami telah masuk masjid dan kami tidak melihat apapun disana."

Abu Hurairah balik bertanya, "Apakah kalian tidak melihat orang banyak di Masjid"?

Mereka menjawab, Kami melihat, kami melihat sekelompok orang sedang shalat, sekelompok orang sedang membaca Al-Qur'an dan sekelompok orang belajar Halal dan Haram."

Abu Hurairah berkata, "Celaka kalian, itulah warisan Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam".

Kesungguhan Abu Hurairah kepada Ilmu dan kehadirannya di majelis-majelis Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam telah membuatnya harus memikul kelaparan dan kesulitan hidup yang tidak dipikul oleh orang lain.

Abu Hurairah berkata tentang dirinya sendiri ;

Aku pernah didera kelaparan yang sangat, sampai-sampai aku terpaksa berpura-pura bertanya kepada seorang laki-laki dari sahabat-sahabat Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam tentang satu ayat al-Qur'an padahal aku sudah mengetahuinya, aku melakukan hal itu dengan harapan dia berkenan membawaku ke rumahnya dan memberiku makan.

Suatu hari aku benar-benar merasa sangat lapar, sampai aku mengganjal perutku dengan batu. Ak duduk di jalan yang biasa dilalui oleh para sahabat. Tidak lama kemudian Abu Bakar pun lewat, aku bertanya kepadanya tentang sebuah ayat di dalam kitab Allaah, aku tidak bertanya kepadanya kecuali agar dia membawaku ke rumahnya, namun dia tidak melakukannya.

Kemudian Umar bin al-Khatthab lewat didepanku, aku melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan kepada Abu Bakar dan Umar juga melakukan hal yang sama dengan Abu Bakar, sampai akhirnya Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam lewat didepanku, beliau tahu aku sedang lapar. beliau bertanya, "Abu Hurairah"

Aku menjawab, "Ya Rosulullaah".

Lantas aku mengikuti masuk rumah bersama beliau. Beliau melihat satu bejana berisi susu. Beliau bertanya kepada keluarga beliau, "Darimana kalian mendapatkan susu ini"?

Mereka menjawab, "Fulan mengirimnnya untuku engkau".

Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepadaku, "Abu Hurairah, pergilah kepada ahli Shuffah [1] dan panggil mereka kemari."

Permintaan beliau kepadaku untuk mengundang mereka tidak menyenangkanku, aku berkata dalam diriku,

"Apa yang bisa dilakukan oleh susu ini terhadap ahli shuffah? semestinya aku dulu yang minum sehingga aku kuat lalu aku pergi kepada mereka."

Aku datang kepada ahli shuffah, aku mengundang mereka dan mereka pun datang, manakala mereka duduk di hadapan Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda kepadaku, "Ambillah bejana itu dan berikanlah kepada mereka".

Aku pun memberikan minum mereka satu persatu hingga mereka semuanya kenyang, kemudian aku memberikan bejana susu tersebut kepada Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau memandangku dengan tersenyum seraya bersabda, "Tinggal aku dan kamu wahai Abu Hurairah"

Aku menjawab, "Benar ya Rosulullaah"

Beliau bersabda, "Minumlah". Maka aku pun  minum.

Beliau bersabda, "Minumlah". Maka aku minum.

Dan beliau terus bersabda, "Minumlah".

Dan aku terus minum sampai aku berkata, 

"Demi Allaah yang mengutusmu dengan kebenaran, tidak ada ruang dalam perutku untuknya".

Maka Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam mengambil bejana dan minum sisanya.



Tidak perlu waktu lama setelah itu sehingga harta datang kepada kaum Muslimin dengan melimpah. Harta-harta rampasan perang mengalir kepada mereka. Abu Hurairah pun mulai memiliki harta, rumah dan perlengkapannya. Dia juga memiliki istri dan anak.

Namun semua itu tidak merubah penampilan pribadinya yang mulia sedikitpun. Tidak membuatnya melupakan hari-harinya yang telah berlalu, dia sering berkata, "Aku tumbuh sebagai anak yatim, aku berhijrah dalam keadaan miskin, aku adalah kuli Busrah binti Ghazwan dengan upah makanan yang mengenyangkan perutku, aku melayani orang-orang jika mereka singgah, menumpang kendaraan mereka jika mereka berangkat, lalu Allaah menikahkanku dengannya. Segala puji bagi Allaah yang telah menjadikan agama sebagai pilar utama dan menjadikan Abu Hurairah sebagai imam". [2]

Abu Hurairah beberapa kali menjadi gubernur Madinah atas perintah Mu'awiyah bin Abu Sufyan, namun jabatan tersebut tidak merubah tabiat-tabiatnya yang pemurah dan keramahannya sedikitpun.

Saat dia menjabat sebagai gubernur Madinah, dia melewati salah satu jalan disana, dia memanggul kayu bakar diatas punggungnya untuk keluarganya, dia melewati Tsa'labah bin Malik, maka dia berkata, "Berikan jalan untuk gubernur wahai Ibnu Malik".

Tsa'labah menjawab, "Semoga Allaah merahmatimu, apakah jalan seluas ini tidak mencukupimu?"

Maka dia berkata, "Berikan jalan untuk gubernur dan untuk kayu bakar yang ada dipunggungnya".

Abu Hurairah menggabungkan keluasan ilmu dan kemurahan hatinya dengan ketakwaan dan kebersihan hati, dia berpuasa di siang hari dan bangun malam untuk shalat di sepertiga malam yang pertama, kemudian dia membangunkan istrinya lalu istrinya shalat malam di sepertiga yang kedua, kemudian istrinya membangunkan anak perempuannya lalu dia shalat di sepertiga yang ketiga, sehingga rumah Abu Hurairah tidak terputus dari ibadah sepanjang malam.

Abu Hurairah mempunyai seorang hamba sahaya perempuan berkulit hitam, hamba sahaya ini bertindak buruk kepadanya dan menyusahkan keluarganya, maka dia berniat memgang cambuk untuk mencambukkannya, namun tiba-tiba dia mengurungkan niatnya, dia berkata, 

"Kalau tidak ada qishash niscaya aku sudah mencambukmu seperti kamu telah menyusahkan kami, akan tetapi aku akan menjualnya kepada seseorang yang akan membayar hargamu dan aku sangat memerlukan harga tersebut, pergilah kamu bebas karena Allaah Subhanahu wa Ta'ala".

Putrinya mengadu kepadanya, dia berkata, "Bapak, teman-temanku mengejekku, mereka berkata, 'Mengapa bapakmu tidak menghiasimu dengan emas"? maka Abu Hurairah berkata, "Katakan kepada mereka, Sesungguhnya bapakku takut panasnya api neraka atasku".

Penolakan Abu Hurairah untuk mempercantik putrinya dengan perhiasan bukan karena dia kikir atau rakus dalam menumpuk harta, tetapi karena Abu Hurairah adalah laki-laki dermawan yang banyak memberi jalan Allaah Subhanahu wa Ta'ala.

Marwan bin al-Hakam mengirimkan seratus dinar emas kepadanya, esoknya dia mengutus seseorang kepada Abu Hurairah, dia berkata, "Orangku salah telah menyerahkan dinar kepadamu, bukan kamu yang aku inginkan, akan tetapi orang lain".

Abu Hurairah diam, lalu dia menjawab, "Aku telah membelanjakannya di jalan Allaah dan tidak tersisa satu dinar pun di tanganku, jika jatah pemberianku dari negara sudah keluar maka lunasilah ia dengannya".

Marwan melakukan hal itu hanya untuk mengujinya, manakala dia meneliti, dia melihat kebenarannya.

Abu Hurairah terus berbakti kepada ibunya selama hidupnya, setiap kali dia ingin keluar, dia selalu berdiri di pintu kamarnya dan berkata, "Assalaamu'alaiki wahai ibu wa rahmatullaahi wa barokaatuh".

Lalu ibunya menjawab, "Wa alaika salam wahai anakku wa rohmatullaahi wa barokaatuh".

Abu Hurairah berkata, "Semoga Allaah merahmatimu, engkau telah mengasuhku ketika aku kecil".

Ibunya menjawab, "Semoga Allaah merahmatimu, kamu telah berbakti ketika kamu besar". Jika Abu Hurairah pulang maka dia melakukan hal itu.

Abu Hurairah sangat bersungguh-sungguh mengajak manusia untuk berbakti kepada bapak ibu dan menjalin silaturahim. Suatu hari Abu Hurairah melihat dua orang laki-laki, salah seorang dari keduanya lebih tua dari yang lain, keduanya berjalan bersama, maka Abu Hurairah bertanya, "Siapa laki-laki ini"?

Dia menjawab, "Bapakku".

Abu Hurairah berkata, "Jangan memanggilnya dengan namanya, jangan berjalan didepannya dan jangan duduk mendahuluinya".

Manakala Abu Hurairah sakit yang dalam sakitnya itu dia meninggal dunia, dia menangis. Orang banyak bertanya, "Apa yang membuatmu menangis wahai Abu Hurairah"?

Dia menjawab, "Aku tidak menangis atas dunia kalian ini, akan tetapi aku menangis karena perjalanku jauh dan bekalku sedikit. Aku tidak tahu kemana aku melangkah"?.

Marwan bin al-Hakam menjenguknya dan berkata kepadanya, "Semoga Allaah menyembuhkanmu wahai Abu Hurairah".

Maka Abu Hurairah menjawab, "Ya Allaah, sesungguhnya aku menyintai perjumpaan dengan Mu maka cintailah perjumpaan denganku dan segerakanlah". Marwan baru saja hendak meninggalkan rumah, dan Abu Hurairah sudah wafat.

Alhamdulillaah telah selesai artikel tentang kisah sahabat Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Semoga Allaah merahmati Abu Hurairah dengan rahmat yang luas, dia telah menghafal untuk kaum muslimin lebih dari seribu enam ratus sembilan hadits Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Semoga Allaah membalasnya dengan kebaikan atas jasa mulianya bagi Islam dan kaum Muslimin.[3] Dan lunas sudah janji saya terhadap ibu Dian yang meminta untuk diposting kisah Abu Hurairah Rodhiyallaahu 'Anhu.

Cilegon, 1 Februari 2012 / 8 Rabiul Awal 1433 H 

 

Diambil dari buku    : Mereka adalah Para Sahabat
Judul Asl     i           : Shuwaru min Hayatish Shahabah
Penulis                    : Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya
Muraja'ah               : Team at-Tibyan


[1] Mereka adalah tamu-tamu Allaah dari kalangan kaum muslimin yang miskin, yang tidak mempunyai keluarga, tidak mempunyai harta dan tidak mempunyai anak, mereka tinggal di shuffah masjid Rosulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam sehingga mereka dikenal dengan ahli shuffah

[2] Maksudnya adalah jabatan gubernur Madinah dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan

[3] Untuk menambah wawasan tentang Abu Hurairah silakan merujuk ; Al-Ishabah (IV/202) atau (at-Tarjamah) 1190; Al-Isti'ab dengan catatan kaki Al-Ishabah (IV/202); Usudul Ghabah (V/315-317);Tahdzib at-Tahdzib (XII/262-267); Tarikh al-Islam, adz-Dzahabi (II/333/339); Al-Jam'u baina Rijal ash-Shahihain (II/600/601); Ghayah an-Nihayah (I/342); Tajrid Asma' ash-shahabah (II/223); Al-Ma'rif, Ibnu Qutaibah (120-121); Ath-Thabaqat al-Kubra (II/362-364); Abu Hurairah, min Silsilah A'lam al-Arab, Muhammad Ajjaj al-Khatib; Hilyah al-Auliya (I376-385);Thabaqat asy-Sya'rani (32-33); Ma'rifah al-Qurra' al-Kibar (40-41); Syadzarat adz-Dzahab (I/63-64); Shifah ash-Shafwah (I/285-389); Taqrib at-Tahdzib (II/484); Al-Bidayah wa an-Nihayah (103-115); Tadzkirah al-Huffazh (I/28-31).

Sumber :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar