Nabi Adam Mangkat

January 13, 2012 // Kisah Nabi dan Rasul, Kisah
Nyata
Nabi Adam 'alaihissalam Mangkat
Pasca terbunuhnya Habil,
bukan main kesedihan Nabi Adam ‘alaihissalam, Isak
tangis bertahun-tahun mengiringinya. Hingga akhirnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala mengaruniainya seorang anak sebagai pengganti Habil. Anak
tersebut bernama Syits, maknanya pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala,
karena anak itu merupakan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk
menggantikan Habil.
Setelah Syits menginjak dewasa, Nabi Adam ‘alaihissalam memberikan
kepercayaan penuh kepadanya, segala ilmu yang diraihnya diajarkan kepada Syits.
Bahkan ketika akan meninggal, Nabi Adam ‘alaihissalam memberikan
wasiat kepada Syits untuk menggantikan dalam memimpin anak keturunannya untuk
beribadah pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia juga diberi shuhuf
(lembaran-lembaran wahyu. Allah Subhanahu wa Ta’ala mentakdirkan
keturunannya berlanjut. Semua manusia silsilah keturunannya berasal dari Syits,
sedang anak Nabi Adam ‘alaihissalam yang lain punah (tidak
berlanjut keturunannya).
Adapun Qabil, Al-Qurthubi menukil dalam Tafsir-nya dan Ibnu
Jauzi dalam Talbis Iblis, bahwa Qabil lari bersama saudara
kembarnya ke daerah Adnan di Yaman. Maka datanglah Iblis menggodanya seraya
berkata, “Sesungguhnya kurban saudaramu dimakan api itu karena ia menyembah
api, maka buatlah tungku dan sembahlah api! Hal itu akan bermanfaat bagimu dan
keturunanmu.” Selanjutnya Qabil membangun rumah penyembahan api, maka dialah
yang mula-mula melakukan penyembahan api,wallahu a’lam.
Namun yang jelas, Qabil adalah makhluk yang pertama kali
masuk neraka dari kalangan manusia. Keturunannya banyak yang membuat kerusakan
di bumi karena didikannya, sebagaimana Allah ceritakan dalam firman-Nya
(artinya),
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا رَبَّنَآ أَرِنَا الَّذَيْنِ أَضَلاَّنَا
مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ أَقْدَامِنَا لِيَكُونَا مِنَ
اْلأَسْفَلِينَ
“Dan berkata orang-orang kafir di neraka: “Wahai Robb
kami, perlihatkan kepada kami dua makhluk yang telah menyesatkan kami dari
kalangan jin dan manusia. Keduanya akan kami letakkan di bawah kaki-kaki kami,
supaya keduanya menjadi orang-orang yang rendah.”
(QS. Fushshilat: 29)
Para ahli tafsir mengatakan bahwa dua makhluk itu adalah
Iblis dari kalangan jin dan Qabil dari kalangan manusia. Keduanya sebagai
pendahulu dan yang semula-mula mengajak masuk neraka.
Wafatnya Nabi Adam ‘Alaihissalam
Setelah tinggal di bumi selama 960 tahun dan sudah mempunyai
banyak keturunan, tibalah saat Nabi Adam ‘alaihissalam bertemu
Allah Ta’ala. Ibnu Katsir berkata, “Para ahli sejarah telah
menceritakan bahwa Nabi Adam ‘alaihissalam tidak meninggal
sehingga ia melihat keturunannya, dari anak, cucu, cicit terus ke bawah yang
jumlahnya mencapai 400 ribu jiwa, wallahu a’lam.” (Qoshosh Anbiya:
43)
Allah Ta’ala menceritakan,
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا
وَنِسَآءً
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb kalian, yang mana
Dialah yang menciptakan kalian dari jwia yang satu dan menciptakan dari jiwa
itu istrinya dan daripada keduanya, Allah memperkembangbiakkan menjadi
laki-laki dan perempuan yang banyak…”
(QS. An-Nisa: 1)
Konon Nabi Adam ‘alaihissalam jatuh
sakit beberapa hari, hingga pada hari Jumat datanglah malaikat untuk mencabut
nyawanya dan bertakziah (mengungkapkan rasa belasungkawa) kepada pemegang
wasiatnya yakni Syits. Ubay bin Ka’ab berkata,
“Sesungguhnya ketika akan datang saat wafatnya Nabi Adam
berkata kepada anak-anaknya, ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya aku menginginkan
buah dari surga.’ Maka pergilah anak-anak Nabi Adam untuk mencarikannya. Ketika
dalam perjalanan mereka bertemu dengan para malaikat yang membawa kain kafan,
ramuan minyak wangi untuk mayat, kapak, cangkul, dan keranda.
Para malaikat itu
berkata kepada anak-anak Nabi Adam, ‘Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian
kehendaki dan apa yang kalain cari?’ Mereka menjawab, ‘Bapak kami sakit, ia
menginginkan buah dari surga.’ Para malaikat berkata, ‘Kembalilah kalian!
Sungguh sekarang ini telah datang keputusan kematian bagi bapakmu.’
Maka
datanglah para malaikat untuk mencabut nyawa Nabi Adam. Dan ketika mereka
datang, mengertilah Hawa akan keperluan para malaikat itu, ia pun segera mendahului
mereka untuk bertemu Nabi Adam agar Nabi Adam minta ditangguhkan pencabutan
nyawanya. Namun Nabi Adam menjawab, ‘Pergilah engkau dariku, sungguh aku
diciptakan sebelummu. Biarkan nyawaku dicabut oleh para malaikat Rabbku.’
Maka
para malaikat itu mencabut nyawa Nabi Adam lalu memandikannya, mengafaninya,
mengolesinya ramuan minyak wangi, lalu membuat galian kubur serta lahat.
Selanjutnya mereka menyolatinya lalu memasukkannya ke liat kubur dan
menempatkannya di lahat. Kemudian mereka menguruknya, lalu para malaikat itu
berkata, ‘Wahai anak Adam, inilah tuntunan bagi kalain pada orang mati di
antara kalian’.”
(HR. Thabrani, 8:158, Zawa idul Musnad, 5:136,
Ibnu Katsir dan Salim Al-Hilali berkata, “Hadits ini shahih.”)
Kuburan Nabi Adam ‘Alaihissalam dan Hawa
Ahli sejarah memperselisihkan lokasi kuburan Nabi Adam ‘alaihissalam dan
Hawa. Ada yang berkata bahwa keduanya dikubur di gua Gunung Qubais dekat
Masjidil Haram. Yang lainnya mengatakan di Baitul Maqdis Palestina, karena pada
saat banjir melanda seluruh permukaan bumi, Nabi Nuh memindahkannya ke Baitul
Maqdis, wallahu a’lam.
Pendapat yang kuat ialah sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu Fatawa dan Nur ala
Darb (kumpulan fatwa ulama Saudi Arabia) bahwa semua kuburan para nabi
tidak diketahui keberadaannya kecuali kuburan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang ebrada di Madinah dan kuburan Nabi Ibrahim di
Palestina. Riwayat-riwayat yang menjelaskan keberadaan kuburan para nabi itu
riwayatnya tidak bisa menjadi pegangan dan tidak ada asalnya. Lagi pula,
mengetahui keberadaan kuburan para nabi bukanlah suatu hal yang dituntut dalam
agama ini. Jika hal itu penting, tentu Allah Ta’ala akan
menjaga pengetahuan tentangnya pada makhluk-Nya.
Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 9 Tahun ke-1 Robi’ul
Akhir 1429/April 2008
Artikel www.KisahMuslim.com
Bagus akh artikelnya..
BalasHapusAlhamdulillah, syukran ya akhi itu diambil dari Kisah Muslim.com :)
Hapus