Al - Mizan = Timbangan
Ahlus Sunnah meyakini tentang ditegakkannya timbangan (al Mizan). Secara bahasa arti mizan adalah alat (neraca) untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringan. Secara istilah, yaitu sesuatu yang Allah Ta’ala letakkan di hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-Nya, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh al Qur’an, as Sunnah dan ijma’ Salaf (Syarah Lum’atul I’tiqaad hal. 120 karya Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin)
Sebagaimana firman-Nya,
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat” (QS. Al Mukminuun : 102-104)
Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,
“Dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dan dicintai oleh ar Rahman, ‘SubhanallaHi wa bihamdiHi, subhanallaHil ‘azhiimi’” (HR. al Bukhari no. 6406 dan Muslim no. 2694, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu)
al Mizan secara hakiki memiliki dua daun timbangan, hal ini berdasarkan hadits-hadits shahih, diantaranya hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash radhiyallaHu ‘anHu tentang hadits bithaqah,
“Lalu catatan-catatan itu diletakkan di daun neraca yang lain, maka catatan-catatan itu melayang dan bithaqah itulah yang lebih berat, sehingga tidak ada sesuatu yang berat dibandingkan Nama Allah” (HR. at Tirmidzi no. 2639, Ibnu Majah no. 4300, al Hakim no. 529 dan Ahmad II/213, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahiihah no. 135)
Maraji’:
Disarikan dari Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Takwa, Bogor, Cetakan Kedua, April 2005 M, hal. 185-187.
Semoga Bermanfaat.
http://www.facebook.com/notes/abu-hashifah-rickywahyudi/syarah-al-aqidah-al-wasithiyah-syaikhul-islam-ibnu-taimiyah-studi-tentang-aqidah/206370386061192
Artikel Terkait :
http://abdullahissgafa.blogspot.com/2011/08/tauhid-aqidah-18-hari-akhir-kiamat.html
Ahlus Sunnah meyakini tentang ditegakkannya timbangan (al Mizan). Secara bahasa arti mizan adalah alat (neraca) untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringan. Secara istilah, yaitu sesuatu yang Allah Ta’ala letakkan di hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-Nya, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh al Qur’an, as Sunnah dan ijma’ Salaf (Syarah Lum’atul I’tiqaad hal. 120 karya Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin)
Sebagaimana firman-Nya,
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat” (QS. Al Mukminuun : 102-104)
Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,
“Dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dan dicintai oleh ar Rahman, ‘SubhanallaHi wa bihamdiHi, subhanallaHil ‘azhiimi’” (HR. al Bukhari no. 6406 dan Muslim no. 2694, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu)
al Mizan secara hakiki memiliki dua daun timbangan, hal ini berdasarkan hadits-hadits shahih, diantaranya hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash radhiyallaHu ‘anHu tentang hadits bithaqah,
“Lalu catatan-catatan itu diletakkan di daun neraca yang lain, maka catatan-catatan itu melayang dan bithaqah itulah yang lebih berat, sehingga tidak ada sesuatu yang berat dibandingkan Nama Allah” (HR. at Tirmidzi no. 2639, Ibnu Majah no. 4300, al Hakim no. 529 dan Ahmad II/213, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahiihah no. 135)
Maraji’:
Disarikan dari Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Takwa, Bogor, Cetakan Kedua, April 2005 M, hal. 185-187.
Semoga Bermanfaat.
Sumber :
Budi Aribowo's note :
http://www.facebook.com/notes/abu-hashifah-rickywahyudi/syarah-al-aqidah-al-wasithiyah-syaikhul-islam-ibnu-taimiyah-studi-tentang-aqidah/206370386061192
Artikel Terkait :
http://abdullahissgafa.blogspot.com/2011/08/tauhid-aqidah-18-hari-akhir-kiamat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar