Keyword

Abu Bakar Ash-Shidiq (2) Abu Daud (1) Abu Hurairah (2) Adab (2) Adam 'Alaihisalam (2) Adu Domba / Namimah (1) Adzab Allah (1) Agama (1) Ahli Bait (1) Ahlul Hadits (9) Ahlussunnah (2) Aib (1) Air Seni (1) Aisyah (1) Akhirat (1) Akhlak (37) Akhlaq (3) Al-Firqatun An-Najiyah (9) Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta (1) Al-Qur'an (11) alam (1) Alam Semesta (4) Ali bin Abi Tholib (1) Aliran Sesat (3) Alkohol (6) Amal (4) Amanah (1) Amirul Mu'minin (1) Anak (1) Anak Cucu dan Mantu Rasulullah (1) Anak Haram (1) Anak Yatim (1) Anak Yatim. Puasa Asyura (1) Aqidah (83) as (1) Asma' Allah (3) At-Tirmidzi (1) Aurat (2) Ayah Dan Ibu (Orang Tua) (2) Ayat Dan Hadits (4) Ayat Kursi (3) Azab Kubur (3) Bantahan (8) Bayi (1) Beda Agama (1) Bejana (1) Belajar Islam (3) Bencong (1) Berenang. Olah Raga (1) Berkah (1) Bersedekap (1) Bid'ah (28) Bid'ah Hasanah (1) Bid'ah Pembagiannya (1) Binatang (2) Biografi (11) Birul Walidain (3) Blogger (1) Bom (2) Buah (1) Buah Manggis (1) Buah Pepaya (1) Buah Pete (1) Buah Semangka (1) Buah Sirsak (5) Bukhary (1) Bulan Muharram (1) Bulan Syawal (1) Bulughul Maram (1) Bunuh (1) Bunuh Diri. (2) Cerai (1) Ceramah (2) Cinta (5) Cinta Nabi (3) Da'i (2) Dajjal (1) Dakwah (8) Dalam Kendaraan Dan Pesawat (1) Daun Salam (1) Debat (1) Dimana Allah (2) Din (1) Do'a (21) Do'a Zakat (2) Duduk Diantara Dua Sujud (1) Duduk Istirahat (1) Dukun (4) Dzikir (9) Dzikir Pagi Dan Petang (4) Etika (1) Faham (3) Fanatik (1) Fatwa (20) Fikih (34) Fikih Ciuman (1) Fiqih (13) Fiqih Shalat (9) Firqah (8) Fitnah (1) Futur (1) Gambar / Lukisan (3) Gereja (1) Ghuluw (7) Golongan (1) Habaib / Habib (2) Haddadiy (1) Hadits (41) Hadits Arba'in (12) Hadits Lemah (7) Hadits Palsu (7) Hajr (1) Halal Haram (3) Halal Haram Makanan Minuman (3) Hamil (10) Hamil Dan Menyusui (9) Hamil Diluar Nikah (1) Harakah (1) Haram (2) Hari Iedul Fitri (2) Hari Raya (7) Harut Dan Marut (3) Hasad (1) Hasmi (1) Hati (11) Hijab (2) Hijab Jilbab Cadar (1) Hipnotis (2) Hisab (2) Hizbiy (1) Hjab Jilbab Cadar (1) Hukum (8) Hutang (3) I'tidal (1) I'tikaf (7) Ibadah (16) Ibnul Jauzi (1) Ibnul Qayyim (1) Idris 'Alaihisalam (1) Ihsan (1) Ikhlas (7) Ilmu (2) Ilmu Agama (2) Ilmu Hadits (11) Ilmu Komputer (1) Ilmu Pengasih / Pelet (1) Ilmu Pengasih / Pelet / Tiwalah (1) Ilmu Pengetahuan (2) Imam (14) Imam Ad-Darimi (1) Imam Ahmad (1) Imam An-Nasa'i (1) Imam Ibnu Majah (1) Imam Malik (1) Imam Muslim (1) Imam Nawawi (12) Imam Syafi'i (20) Iman (4) Imsak (1) Info Dakwah (2) Insan Kamil (1) Islam (2) Isra' Mi'raj (1) Istri (2) Istri-istri Rasulullah (3) ITE (3) Jalalain (1) Jampi / Mantra (1) Jantung (1) Jibril (1) Jihad (5) Jima (1) Jimat / Tamimah (2) Jin (8) Jual Beli (1) Kafir (2) Karomah (1) Kata Aku Dan Kami Dalam Al-Qur'an (2) Kaum Padri (1) Keajaiban (1) Kehidupan (1) Keluarga (2) Keluarga Rasulullah (1) Keraguan / Was-was (1) Kesehatan (20) Khamer (3) Khawarij (2) Khitan (1) Khusyu' (2) Kiamat (10) Kisah Nyata (1) Kisah Teladan (13) Kitab (2) Kubur (6) Laknat (1) Lamar/Pinangan (1) Lemah Lembut (1) Luar Angkasa (1) Maaf (1) Mabuk (2) Mahram (1) Makam / Kuburan (5) Makanan Minuman (1) Maksiat (7) Malaikat (3) Malam Lailatul Qadar (3) Mandi (1) Manhaj Salaf (16) Marah (1) Mashalih Murshalah (1) Masjid (6) Mata 'Ain (1) Maulid Nabi (6) Membungkukkan Badan (2) Mencium Tangan (3) Menyusui (1) Mimpi (1) Minuman (1) Muawiyyah (1) Mubaligh (2) Mudik Lebaran (1) Muhammad Shalallahu'alaihi wa Salam (2) MUI (2) Musik (1) Muslimah (16) Nabi (10) Najd (1) Najis (1) Nasab (1) Nasehat (46) Neraka (4) Niat (7) Niat Puasa Ramadhan (2) Nikah (20) Nikmat Kubur (3) Nyanyian (2) Obat (3) Oral Seks (1) Pacaran (1) Pakaian (1) Paranormal (3) Parfum (1) Pecandu Internet (1) Pegunungan Dieng (1) Pendidikan (2) Pengobatan (2) Penuntut Ilmu (4) Penutup Aurat (1) Penyakit Hati (4) Perbedaan (1) Pernikahan (10) Perpecahan Ahlul Bid'ah (1) Persatuan Ahlussunnah (3) Perselisihan (2) Peta (1) Petasan Mercon Kembang Api (2) Photo (3) Piring (1) Pria (1) Puasa (21) Puasa 3 Hari Tiap Bulan (1) Puasa Arafah (1) Puasa Asyura (2) Puasa Daud (1) Puasa Muharram (1) Puasa Qadha Fidyah (10) Puasa Ramadhan (45) Puasa Senin Kamis (2) Puasa Sunnah (4) Puasa Sya'ban (1) Puasa Syawal (3) Pujian (2) Qadha (9) Qunut (1) Radio (2) Rahasia (1) Ramadhan (48) Ramalan (2) Rambut (1) Rasul (9) Rasulullah (4) Remaja (3) Riba (2) Riya' (3) Rizki (1) Rokok (5) Ruh (2) Ruku' (1) Rukun Iman (2) Rukun Islam (1) Rumah Tangga (2) Ruqyah (2) Sabar (6) Safar (1) Sahabat (12) Sakit (1) Salafiy (14) Salam (2) Sanad (1) Sejarah (1) Seks / Sex (1) Seledri (1) Semir (1) Shahabiyyah (5) Shalat (39) Shalat Dhuha (3) Shalat Ied (4) Shalat Jama'ah (1) Shalat Jum'at (2) Shalat Tarawih (2) Shalawat (3) Shirath Jembatan Diatas Neraka (1) Sifat-sifat Allah (18) Sihir (11) Simbol (1) Suami-Istri (4) Sujud (2) Sum'ah (1) Sunnah (6) Surat (2) Surat Al-'Ashr (1) Surat Al-Fatihah (1) Surat Ibrahim Ayat 27 (1) Surga (6) Sutra (1) Syafa'at (3) Syafi'i (1) Syaikh (1) Syaikh Abdul Aziz Bin Baz (3) Syaikh Abdurrozzaq Bin Abdul Muhsin Al-Abbad (2) Syaikh Ibnu Jibrin (1) Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd (1) Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin (12) Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani (2) Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi'i (1) Syaikh Shalih Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan (4) Syaikhul Islam (3) Syaikhul Islam Abu Ismail Ash-Shabuni (3) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (25) Syair (1) Syaithan / Setan (5) Syari'at (1) Syi'ah (5) Syiah (5) Syirik (18) Ta'addud / Poligami (1) Tabdi (1) Tafsir (7) Tahdzir (1) Tahun Baru (3) Tajwid (1) Takbiiratul Ihram (1) Takdir (2) Takfiri (2) Taklid (1) Talak (1) Tangis (1) Tarahum Mohon Rahmat (1) Tarikh (7) Tasyabuh (9) Tasyahud Akhir (1) TASYAHUD AWWAL (1) Taubat (3) Tauhid (73) Tauhid Asma Wa Sifat (2) Tauhid Rububiyyah (1) Tauhid Uluhiyyah (1) Tawasul (3) Tazkiyatun Nufus (25) Teman (1) Terjemahan Al-Qur'an (1) Tertawa (1) Thaifatul Manshurah (8) Timbangan (1) Tipu Muslihat Abu Salafy (1) Touring (1) Tsa'labah Bin Hathib (1) Turun Sujud (1) TV (2) Ucapan (3) Ujub (8) Ulama (8) Umar bin Khattab (2) Umum (1) Undang-undang (3) Usap Muka (1) Valentine's Day (2) Video (5) Wahabi (2) Wali (2) Wanita (12) Waria (1) Wudhu (3) Wudhu Wanita (1) Zakat (10) Zakat Fitri (9) Zinah (3)

Minggu, 07 Agustus 2011

BANTAHAN KISAH " THOLA'AL BADRU 'ALAINA "

Bantahan Kisah --- > : " Thola'al Badru 'Alaina "


Bantahan Kisah " Thola’al Badru ‘Alaina " .....  Senandung Penduduk Kota Madinah Saat Menyambut Kedatangan Rasulullah Salallahu'alaihi wasallam
 oleh Andi Armansyah pada 03 Agustus 2011 jam 18:36

AWAS .. BID'AH .. MENGINTAI

Bantahan Kisah "Thola’al Badru ‘Alaina" … Senandung Penduduk Kota Madinah Saat Menyambut Kedatangan Rasulullah Salallahu'alaihi wasallam






Sholawat Thola'al Badru on lyric :




Thola’al Badru ‘alaina

Min Tsaniyatil Wada’

Wajaba syukru ‘alaina
Ma da’a lillahi da’

Purnama telah terbit di atas kami
dari arah Tsaniyatul Wada’
Kita wajib mengucap syukur
Dengan doa kepada Allah semata.

NASYID dalam pengertian senandung, nyanyian, atau syair...BENARKAH sudah berkembang saat Islam hadir didakwahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam di Jazirah Arab.

BENARKAH...Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam saat itu “mendiamkan” (taqrir) atau tidak melarang syair-syair yang berkembang di kalangan Sahabat, selama isi syair itu tidak bertentangan dengan Aqidah

Kalangan ulama berpendapat bahwa dari sisi periwayatan (takhrij) kisah tersebut lemah (dhoif).

Sanad kisah tersebut terputus tiga tingkat secara berurutan yaitu sahabat, Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in.

Nyanyian adalah TERCELA, Pada surat Luqman ayat ke 6 : dimana Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman : 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan di antara manusia ada yang mempergunakan lahwul hadits untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Alloh tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Alloh itu bahan olok-olokan."

Sebagian besar ahli tafsir berkomentar, yang dimaksud dengan lahwul hadits dalam ayat tersebut adalah nyanyian.

Rosululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam Hadits riwayat  Bukhari dan Abu Daud : ““Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan musik.” (HR. Bukhari dan Abu Daud).


Pilih Sunnah atau Bid'ah ... ?

Adapun Imam Malik, maka beliau mengatakan: “Jika salah seorang dari kalian membei budak wanita, dan ternyata ia dapati budak tersebut adalah seorang penyanyi, maka ia boleh mengembalikan budak itu dengan alasan cacat” dan ketika imam Malik ditanya tentang nyanyian yang dibolehkan oleh penduduk madinah, maka beliau menjawab : Hal itu hanya dilakukan oleh orang-orang fasik”

Perkataan Para Imam (termasuk prkataan Imam Syafi'i Rahimahullah)

1. Imam Abu Hanifah membenci nyanyian dan menganggap mendengarnya sebagai suatu perbuatan dosa. (Lihat Talbis Iblis, 282)

2. Imam Malik bin Anas pun melarang nyanyian dan melarang mendengarkannya. Sampai-sampai Imam Malik mengatakan, “Barangsiapa membeli budak lalu ternyata budak tersebut adalah seorang biduanita (penyanyi), maka hendaklah dia kembalikan budak tadi karena terdapat ‘aib.” (Talbis Iblis, 284)

3. Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Nyanyian adalah suatu hal yang sia-sia yang tidak kusukai karena nyanyian itu adalah seperti kebatilan. Siapa saja yang sudah kecanduan mendengarkan nyanyian, maka persaksiannya tertolak.” (Talbis Iblis, 283)

4. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, “Nyanyian itu menumbuhkan kemunafikan dalam hati dan aku pun tidak menyukainya.” (Talbis Iblis, 280)

Bila Dalil BERTENTANGAN dengan SELERA HATI  KESENANGAN, maka tinggalkan KESENANGAN dan ambillah dalil dari Kitabullah , demikian Ahlu sunnah TIDAK SAMA dengan Ahlu Hawa' dan untuk itu TIDAKLAH SEMUDAH BERKATA KATA , tanpa amalan BERLANDASKAN .. ilmu

Yunus ayat 57 yang artinya : 
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robb-mu dan sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada serta petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.


A. Al Kisah

Konon diceritakan bahwa setelah Rosululloh  shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakr radhiallahu 'anhu menempuh perjalanan panjang yang melelahkan, ditengah-tengah intaian kaum kuffar Quraisy, maka akhirnya Alloh menyelamatkan mereka hingga sampai ke Kota Madinah. Di sisi kisah yang lainnya para penduduk kota Madinah, dari kaum laki-laki, wanita dan anak-anak setiap harinya keluar rumah menuju pingiran kota untuk menunggu kedatangan beliau, kalau sampai sore hari belum ada tanda-tanda kedatangan beliau maka mereka pulang dengan perasaan kecewa. Sehingga suatu ketika dari jauh kelihatan ada debu yang berterbangan, semakin lama semakin dekat, mereka berharap-harap cemas siapakah gerangan yang datang tersebut ? Alangkah bahagianya mereka tatkala mengetahui bahwa yang datang adalah Rosululloh, manusia agung yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya, lalu mereka semua menyenandungkan gubahan bait syair berikut ini :

    من ثنيات الوداع O طلع البدر علينا
    ما دعا لله داع O وجب الشكر علينا
    جئت بالأمر المطاع O أيها المبعوث فينا



    Telah muncul purnama kepada kita
    Dari daerah Tsaniyatul Wada’
    Wajiblah bagi kita untuk bersyukur
    Selagi masih ada orang yang berdo’a kepada Alloh.
    Wahai orang yang diutus kepada kami
    Engkau telah datang dengan perkara yang ditaati
  

B. Kemasyhuran Kisah Ini

Saya rasa tidak ada seorangpun yang tidak mengenal kisah ini, karena hampir disemua kitab sejarah yang menceritakan tentang kedatangan Rosululloh ke kota Madinah dalam perjalanan hijroh agung beliau. Bahkan senandung bait syair ini sudah menjadi bahan nyanyian sebagian kaum muslimin, mereka menganggapnya sebagai sebuah nyanyain yang islami (?), karena bait syair ini dalam angapan mereka adalah untuk menyambut kedatangan Rosululloh saat perjalanan hijroh beliau. Wallohul Musta’an


Sampai-sampai beberapa kitab sejarah yang ditulis oleh para ulama’ sunnah pun menyebutkan kisah ini, diantaranya adalah yang disebutkan oleh Syaikh Shofiyyur Rohman Al Mubarokfuri dalam Ar Rohiqul Makhtum, beliau berkata pada bab : Masuk ke kota Madinah : “Saat itu adalah hari yang cemerlang dalam catatan sejarah, rumah-rumah dan gang-gang bergetar karena gema suara pujian kepada Alloh, lalu anak-anak wanita anshor dengan perasaan suka cita yang menggelora, mereka bernyanyi menyenandungkan ….(lalu beliau menyebutkan syair diatas).”


C. Derajat Kisah

Kisah ini lemah
Takhrij kisah ini : (1)
Diriwayatkan oleh Abul Hasan Al Khol’i dalam Al Fawa’id 2/59, Baihaqi dalam Dala’ilun Nubuwah 2/233 beliau berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Amr al Adib berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakr al Isma’ili berkata : Saya medengar Abu Kholifah berkata : Saya mendengar Ibnu Aisyah berkata : Tatkala Rosululloh datang ke kota Madinah mana anak-anak dan wanita bersenandung …..”

Sanad hadits ini lemah karena Ibnu Aisyah yang beliau bernama Ubaidillah bin Muhammad bin Aisyah, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al Mizzi dalam Tahdzibul Kamal no : 4262 : Ubaidilah bin Muhammad bin Hafsh bin Umar bin Musa bin Ubaidillah bin Ma’mar Al Qurosyi at Taimi, Abu Abdir Rohman Al Bashri. Dia lebih dikenal dengan nama Al ‘Aisyi dan Ibnu ‘Aisyah, karena dia adalah anak keturunan Aisyah binti Tholhah bin Ubaidillah.

Dia termasuk gurunya Imam Ahmad bin Hanbal dan termasuk orang yang mengambil hadits dan meriwayatkannya dari Tabiut tabi’in.

Jadi sanad ini terputus tiga tingkatan secara berurutan , yaitu sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in, dan hadits dengan sanad semacam inilah yang oleh para ulama’ hadits dinamakan dengan mu’dhol, sedangkan mu’dhol, adalah sebuah hadits yang lemah.

Berkata As Sakhowi dalam Fathul Mughits 1/185 : “Mu’dhol dalam istilah para ulama’ adalah : Hadits yang sanadnya terputus dua orang atau lebih secara berurutan.”

Dengan sebab inilah para ulama’ melemahkan kisah ini, meskipn sangat masyhur. Diantara mereka adalah Imam Al ‘Iroqi dalam takhrij ihya’ 2/244, Al Albani dalam Adh Dho’ifah no : 598, Ibnul Qoyyim dalam Zadul Ma’ad 3/10, Ibnu Hajar dalam Fathul Bari dan lainnya.

Sisi kelemahan lainnya :
Kisah ini pun lemah kalau kita tinjau dari sisi matannya yaitu : bahwa daerah Tsaniyatul wada’ adalah sebuah daerah yang berada di sebelah utara kota Madinah, sedangkan Makkah berada disebelah selatan Madinah. Dan orang Mekah yang akan menuju ke Madinah tidak akan pernah melewati daerah Tsaniyatul wada’. Inilah yang diisyaratkan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam Zadul Ma’ad, beliau berkata :

“Sebagian perowi salah tatkala meriwayatkan kisah ini terjadi saat kedatangan beliau dari Mekkah ke Madinah. ini adalah sebuah kesalahan yang sangat nyata, karena daerah Tsaniyatul wada’ berada diarah Syam, daerah ini tidak akan pernah dilihat oleh orang yang datang dari Mekkah ke Madinah, dan tidak akan dilewati kecuali oleh orang yang berangkat dari Madinah menuju Syam.” (Lihat Zadul Ma’ad 3/10)

Buku Ibnul Qayyim - Nyanyian Senandung SETAN

D. Bersama al Ghozali 

Bersama al Ghozali dan kitab beliau Ihya’ Ulumuddin
Kisah ini digunakan dalil oleh Imam Al Ghozali dalam kitab tenar beliau Ihya’ ulumuddin 2/275 untuk menghalalkan nyanyian dan musik. Beliau berkata :

“Sisi dibolehkannya nyanyian adalah bahwa nyanyian adalah sesuatu yang bisa membangkitkan rasa senang dan gembira, maka semua yang boleh untuk bersenang senang dengannya maka boleh pula unytuk membangkitkan rasa senang dengan sesuatu tersebut. Dan yang menunjukkan akan bolehnya hal ini adalah riwayat yang menyatakan bahwa saat kedatangan Rosululloh ke kota Madinah maka para wanita menabuh duff (semacam gendang tanpa suara gemerincing) dan menyenandungkan :


    من ثنيات الوداع O طلع البدر علينا
    ما دعا لله داع O وجب الشكر علينا
  
Nukilan dari Imam Al Ghozali ini salah tiga sisi :
Pertama : kisah ini adalah lemah, sebagaimana keterangan diatas
Kedua : beliau menambah dalam riwayat tersebut lafadz yang tidak ada asal usulnya yaitu : “ …….. maka para wanita menabuh duff (semacam gendang tanpa suara gemerincing) dan menyenandungkan …..”
Tambahan yang tidak ada asal usulnya ini sering digunakan oleh sebagian kalangan untuk menghalalkan musik, padahal tambahan ini tidak ada asal usulnya.


Berkata Imam Al ‘iroqi dalam Takhrij Ihya’ (2/275) :

“Hadits tentang para wanita yang bersenandung saat kedatangan Rosululloh ini diriwayatkan oleh Baihaqi dalam Dala’ilun Nubuwah secara mu’dhol, namun tidak terdapat adanya menabuh duff dan nyanyian.”

Berkata Syaikh Al Albani :

“Al Ghozali menyebutkan kisah ini dan menambah dengan menyebut adanya “ menabuh duff dan nyanyian.” Padahal tambahan ini tidak ada asal usulnya sebagaimana yang disebutkan oleh Al Hafidl Al ‘iroqi. Banyak orang yang tertitpu dengan tambahan ini, sehingga ada sebagian kalangan yang menyebutkan kisah ini sebagai dalil bolehnya nyanyian, padahal seandainyapun hadits ini shohih, maka ini bukan dalil atas kebenaran pendapat mereka.”

Ketiga : beliau membolehkan nyanyian dan musik, padahal keduanya sangat jelas keharamannya sebagaimana yang ditegaskan oleh Rosululloh dalam banyak haditsnya. Diantaranya adalah :

Pertama :

    عن أبي مالك الأشعري قال : ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف

Dari Abu Malik al Asy’ari berkata : “Rosululloh bersabda : “Sungguh akan ada sekelompok dari umatku yang menganggap halal zina, sutra, khomer (minuman keras) dan alat musik.” (HR. Bukhori : 5590)

Al Ma’azif adalah alat musik. Berkata Imam Ibnul Qoyyim : dia adalah semua alat musik, tidak ada perselisihan diantara para ulama’ bahasa mengenai arti ini.”

Kedua :

    عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : صوتان ملعونان في الدنيا والآخرة : مزمار عند نعمة ورنة عند مصيبة

Dari Anas bin Malik berkata : “Rosululloh bersabda : “Dua suara yang dilaknat didunia dan akhirat, yaitu bunyi seruling ketika mendapatkan nikmat dan rintihan ketika mendapatkan mushibah.”
(Shohih riwayat Al Bazzar dalam musnad beliau 1/377, Abu Bakr Asy Syafi’i 2.22, Dliya’ al Maqdsi 6/188)

Ketiga :

    عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن الله حرم علي الخمر والميسر والكوبة وكل مسكر حرام

Dari Abdulloh bin Abbas berkata : “Rosululloh bersabda : “Sesungguhnya Alloh mengharamkan kepadaku khomer, judi, gendang dan setiap yang memabukkan adalah harom.”
(Shohih riwayat Abu Dawud : 3696, Baihaqi 10/221, Ahmad 1/274, Abu Ya’la : 2729, Ibnu Hibban : 5341)

Keempat :

    عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إن الله عز وجل حرم الخمر والميسر والكوبة والغبيراء وكل مسكر حرام

Dari Abdulloh bin Amr bin Ash bahwasannya Rosululloh bersabda : “Sesungguhnya Alloh mengharamkan khomer, judi, gendang, ghubairo’ (minuman memabukkan yang terbuat dari jagung) dan setiap yang memabukkan adalah harom.”
(Hadits hasan riwayat Abu Dawud : 3685, Thohawi 2/325, Baihaqi 10/221, Ahmad 2/157)

Kelima :

    عن عمران بن حصين قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” يكون في أمتي قذف ومسخ وخسف ”
    قيل : يا رسول الله ومتى ذاك ؟ قال : إذا ظهرت المعازف وكثرت القيان وشربت الخمور

Dari Imron bin Hushoin berkata : “Rosululloh bersabda : “Akan terjadi pelemparan pada ummatku, dirubahnya manusia menjadi bentuk lain dan gempa. Beliau ditanya : “Kapankah itu terjadi wahai Rosululloh ?.” beliau menjawab : “Jika alat musik telah semarak, banyaknya penyanyi dan khomer di tenggak.”
(Hadits hasan riwayat Tirmidzi : 2213, Ibnu Abid Dunya 1/2 , Abu Amr Ad Dani 1/39, Ibnu Najjar 18/251)

Hadits-hadits ini sangat tegas menunjukkan haramnya musik, maka seandainyapun riwayat tadi shohih, maka sama sekali tidak bisa dibawa kepada apa yang dilakukan oleh orang-orang yang membolehkan musik saat ini yang mereka namakan dengan musik atau nasyid islami (?).

(Lihat masalah ini dengan terperinci para Tahrim Alat Thorb oleh Syaikh Al Albani juga tulisan akhuna Al Ustadz Abu Abdillah pada edisi … tahun …. Rubrik Tazkiyatun Nafs)
Kisah lain yang juga lemah

Dari Anas berkata :
Rosululloh datang ke kota Madinah, maka tatkala beliau sudah masuk kota, maka seluruh penduduk Madinah yang laki-laki maupun wanita berkata : Kemari wahai Rosululloh.” maka beliau bersabda : “Biarkan onta ini, karena dia sedang diperintah.” Ternyata unta tersebut berhenti di pintu rumahnya Abu Ayyub. Maka keluarlah wanita-wanita Bani Najjar sambil menabuh duff sambil bersenandung :

    يا حبذا محمد من جار O نحن جوار من بني النجار

Kami adalah wanita-wanita Bani Najjar
Alangkah bagusnya bertetangga dengan Muhammad

Maka Rosululloh keluar menemui mereka dan bersabda : “Apakah kalian mencintaiku ?. mereka menjawab : “Benar, wahai Rosululloh.” Maka Rosululloh bersabda : “Demi Alloh, sayapun mencintai kalian. Demi Alloh sayapun mencintai kalian.”

Kisah ini diriwayatkan oleh Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah 2/508. beliau berkata : telah menghabarkan kepada saya Abul Hasan Ali bin Umar berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah Abdulloh bin Mukhollad Ad Dauri berkata : ” telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman berkata : ” telah menceritakan kepada kami Ibrohim bin Shirmah berkata : “telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id dari Ishaq bin Abdillah bin Abu Tholhah dari Anas berkata : ….”

Hadits lebih lemah dari yang sebelumnya, karena Ibrohim bin Shirmah adalah seorang pendusta.

Berkata Imam Adz Dzahabi : Ibrohim bin Shirmah al Anshori dari Yahya bin Sa’id dilemahkan oleh Daruquthni dan lainnya. Berkata Ibnu Adi : secara umum haditsnya munkar baik matan maupun sanadnya. Berkata Ibnu Ma’in : Dia pendusta yang keji.”.
.
E. Kisah yang sebenarnya

Setelah mengetahui kelemahan kisah diatas, maka secara wajar akan muncul sebuah pertanyaaan : Lalu bagaimana sebenarnya kejadian yang sebenarnya saat kedatangan Rosululloh di kota Madinah, apa yang dilakukan oleh penduduk Madinah saat itu ?

Tidak cukup tempat untuk memaparkan kejadian kisah hijroh Rosululloh yang penuh dengan ibroh, silahkan dilihat pada kitab-kitab para ulama’ yang terpercaya. Di antaranya lihatlah shohih Bukhori kitab Manaqib Anshor bab kedatangan Rosululloh dan para sahabatnya ke Madinah. Juga apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bab haditsul hijroh, juga kitab-kitab siroh nabawiyyah yang shohih lainnya.”

Wallohu a’lam
______________________________________
  
(1) Takhrij ini saya ramu dari silsilah Tahdzir Da’iyah oleh Syaikh Ali Hasyisy dalam Majalah Tauhid Mesir dan Adh Dho’ifah Syaikh Al Albani no : 589

Sumbernya dari : 

Di Nukil Dari :

http://abuayaz.posterous.com/2010/05/tholaal-badru-alaina-senandung-penduduk.html

1 komentar:

  1. Tidak demikian yang saya ketahui dari kebaikan keindahan senandung sajak yang dilantunkan saat menyambut Rasulullah SAW. Sungguh indah, bahkan lebih indah dari puisi kasih yang saya buat untuk istri dan anak-anak saya. Saya lebih cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW setelah membaca syair tersebut.

    BalasHapus