BIOGRAFI ULAMA SALAFY YAMAN : As-Syaikh Muqbil
bin Hadi Al-Wadi’i Rahimahullah Ta'ala, Guru, Murid & Kitab Karya Syaikh
Muqbil Abu Abdurrahman


Beliau adalah Muqbil bin Hadi bin Muqbil bin
Qanidah Al-Hamadani Al- Wadiâi Al-Khallaaly dari kabilah Aalu
Rasyid dan di timur Shaâdah dari lembah Dammaj.
Pada permulaan mencari ilmu, beliau belajar pada sebuah jamiâ
Al-Hadi dan tak ada seorang-pun pada waktu itu yang membantunya dalam
thalabul ilmi.
Selang beberapa waktu beliau pergi menuju Al-Haramain dan
Najd. Suatu ketika seorang penceramah memberinya nasihat tentang kitab-kitab
yang bermanfaat dan menunjukkannya pada Shahih Bukhari, Bulughul Maram,
Riyadlush Shalihin, Fathul Majid dan memberinya satu nuskhah dari Kitab Tauhid.
Beliau menekuni dan mempelajari buku-buku tersebut. Beberapa
waktu kemudian beliau pulang ke negerinya dan mengingkari setiap apa yang
dilihatnya yang menyelisihi tauhid dari penyembelihan yang diperuntukkan selain
kepada Allah , membangun kubah di atas kuburan dan berdoa kepada orang-orang
yang telah mati.
Ketika berita ini terdengar oleh orang-orang Syiâah pada
waktu itu, mereka mengatakan, Barangsiapa yang mengubah ajaran agamanya, maka
bunuhlah!? Sebagian dari mereka mengadukan kepada kerabat-kerabat Syaikh, Jika
kalian tidak melarangnya, maka kami akan memenjarakannya.?
Setelah itu mereka memutuskan untuk memasukkannya kembali ke Jamiâh
Al-Hadi untuk belajar pada mereka dan menghilangkan syubhat
syubhat yang ada pada Syaikh (menurut anggapan mereka pent).
Berkata Syaikh,
Ketika aku melihat kurikulum yang ditetapkan adalah Syiâah Muâtazilah maka aku
putuskan untuk konsentrasi dalam ilmu nahwu.?
Dan tatkala terjadi perubahan politik antara Republik dan
Kerajaan (Yaman), beliau meninggalkan negerinya dan pergi ke Najran untuk
bermulazamah kepada Abul Husain Majduddin Al-Muayyid dan
mendapatkan faedah darinya, terlebih khusus dalam bahasa Arab. Beliau tinggal
di sana selama kurang lebih selama dua tahun, kemudian ber-âazzam untuk
berrihlah (menempuh perjalanan pent) ke negeri Haramain dan Najd dan belajar
pada sebuah madrasah tahfizh Al-Qur’an Al-Karim.
Kemudian
bertekad lagi untuk safar ke Makkah dan beliau menghadiri durus
(halaqoh-halaqoh ilmu pent) diantaranya adalahSyaikh Yahya bin Utsman
Al-Baqistani dan Syaikh Al-Qadhi Yahya Asywal dan Syaikh Abdurrazzaq
Asy-Syahidi Al-Mahwithi.
Lalu beliau masuk ke maâhad Al-Haram Al- Makki dan
selesai dari tingkatan mutawasith dan tsanawi beliau pindah ke Madinah dan
masuk ke Jamiâah Al-Islamiyah pada fakultas daâwah dan ushuluddin. Saat tiba
waktu liburan Syaikh merasa takut kehilangan waktunya, sehingga beliau
mengikut sertakan dirinya pada fakultas syariâah untuk menambah ilmu. Karena
materi-materinya saling berdekatan dan sebagiannya sama, maka hal itu dianggap
sebagai murajaah (pengulangan) atas yang beliau pelajari difakultas daâwah.
Selesai dari dua fakultas ini, Syaikh berkata, Aku
diberi dua ijazah, namun alhamdulillah aku tidak menghiraukannya, yang
terpenting bagiku adalah ilmu.?
Setelah selesai dari dua fakultas ini dibukalah di jamiâah
untuk tingkatan lan-jutan yaitu magister, beliaupun mendaftar-kan
dirinya dan beliau berhasil dalam ujian penerimaannya yaitu dalam
bidang ilmu hadits.
Berkata Syaikh, Setelah ini semua, aku tinggal di
perpustakaanku. Hanya beberapa saat berdatanganlah sebagian saudara-saudara
dari Mesir, maka aku buka pelajaran-pelajaran dari sebagian kitab-kitab hadits
dan kitab-kitab bahasa. Dan masih saja para thalabul ilmi berdatangan dari Mesir,
Kuwait, Haramain, Najd, ˜Adn, Hadramaut, Al-Jazair, Libia, Somalia, Belgia dan
dari kebanyakan negeri-negeri Islam dan yang lainnya.?
Gunung-gunung dan pasir serta lembah-lembah menjadi saksi
bagi Abu Abdirrahman (nama kunyah Syaikh Muqbil pent) dalam
penyebaran Sunnah dan kesabarannya dalam menanamkan pada hati manusia serta
permusuhannya terhadap bidâah dengan fadhilah dari Allah .
Guru-guru beliau yang paling masyhur :
1. Abdul Aziz As-Subail
2. Abdullah bin Muhammad bin Humaid
3. Abdul Aziz bin Rasyid An-Najdi
4. Muhammad bin Abdillah Ash-Shoumali
5. Muhammad Al-Amin Al-Mishri
6. Hammad bin Muhammad Al-Anshori
7. Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz; Mufti besar Kerajaan
Saudi Arabia. (beliau pernah hadir mengikuti sebagian halaqoh ilmunya di
Haramun Madani yaitu pada kitab Shahih Muslim)
8. Muhammad Nashiruddin Al-Albani (beliau mengambil
faidah darinya pada pertemuan khusus para thalabatul ilmi dan pada
kesempatan-kesempatan yang lainnya).
Sebagian dari karya-karya nya :
1. Ash-Shahih Al-Musnad min Asbabin Nuzul
2. Al-Ilzamaat wat-Tatabbuâ
3. Asy-Syafaâat
4. Ash-Shahih Al-Musnad mimma laisa fish-Shahihaini
5. Ash-Shahih Al-Musnad min Dalaailin Nubuwwati
6. Al-Jamiâu Ash-Shahih fil-Qadari
7. Al-jamiâu Ash-Shahih mimma laisa fish-Shahihaini
(tersusun sesuai dengan bab-bab fiqhiyyah)
8. Tatabbuâu Awhamil Hakim fi al-Mustadrak al-lati lam
yunabbih ˜alaiha Adz-Dzahabi maâa Tarajimi lir-ruwati alladzina laisu min
rijali Tahdzibi At-Tahdzib
9. As-Suyufu Al-Bathirat li ilhadi Asy-Syuyuiyyah
Al-Kafirah
10. Ijabatu As-Saili ˜an ahammi Al-Masaili
Dan beliau juga mempunyai sekitar 33 karya yang lain.
Beberapa murid-murid Syaikh yang menonjol, murid-murid
beliau sangat banyak sekali tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali
Allah , kami sebutkan beberapa diantaranya yang menonjol dari kalangan muallifin
(penulis buku), para dai-dai, dan selain mereka :
1. Ahmad bin Ibrahim Abul Ainain Al-Mishri
2. Ahmad bin Saâid Al-Asyhabi Al-Hajari Abul Mundzir
3. Usamah bin Abdul Latif Al-Kushi, penulis kitab
Al-Adzan
4. Abdullah bin Utsman Ad-Damari, beliau terkenal sebagai
pemberi ceramah kalangan Ahlussunnah di Yaman
5. Abdul Aziz bin Yahya Al-Buraâi
6. Abdul Mushawwir bin Muhammad Al-Baâdani
7. Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi Al-Abdadi
8. Muhammad bin Abdillah Al-Imam Abu Nashr Ar-Raimi
9. Musthofa bin Ismail Abul Hasan As-Sulaimani
Al-Maghribi
10. Musthofa ibnul Adawi Al-Mishry
11. Yahya bin Ali Al-Muri
12. Abdur Raqib bin Ali Al-Ibbi
13. Qasim bin Ahmad Abu Abdillah At-Taizi
14. Jamil bin Ali Asy-Syajaâ Ash-Shobari
15. Ali bin Abdillah Abul Hasan Asy-Syaibani
16. Auf bin Abdillah Al-Bakkari Abu Harun
17. Utsman bin Abdillah Al-Utmi
18. Ummu Abdillah binti Muqbil bin Hadi al-Wadiâi,
penulis kitab Ash-Shahihul Musnad min Asy-Syamaili Al-Muhammadiyyah dan yang
lainnya.
Ditulis secara ringkas oleh Abu Malik Adnan Al-Maqthori.
Sumber :Muqaddimah Kitab Bulugh Al Maram min Fatawa Ash
Shiyam As-ilah Ajaba ‘alaiha Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i,
Peringkas : Abu Malik Al Maqthory, Abu Tholhah Ad Duba’i ( Edisi Indonesia :
RISALAH RAMADHAN Untuk Saudaraku, Kumpulan 44 Fatwa Syaikh Muqbil bin Hadi
al-Wadi, Penerjemah Ibnu Abi Yusuf, Penerbit Pustaka Ats-TsiQaatPress, Jl. Kota
Baru III No 12, Bandung, Cetakan Ke-I Sya’ban 1423 H/ Oktober 2002 M)
http://kaahil.wordpress.com/2008/09/02/biografi-syaikh-muqbil-bin-hadi-al-wadii-rahimahullah-taaala/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar