Wanita Penghuni Surga itu ...

WANITA PENGHUNI SURGA ITU ...
oleh Abu Muhammad Herman pada
7 Januari 2012 pukul 8:52
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata
padaku: "Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni
surga?” Aku menjawab: “Ya”. Ia berkata: “Wanita
hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
lalu berkata:
'Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku
tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah
Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika
engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab:
‘Aku pilih bersabar.’
Lalu ia melanjutkan perkataannya:
‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka,
doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah.
Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi
salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang
berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan
sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan.
Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan
bumi.
Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia
yang berhasil diraih wanita itu?
Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang
mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?
Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas
elok?
Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak
batu pualam?
Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang
berkulit hitam.
Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya
dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut
pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwakecantikan fisik bukanlah
tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang
digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada
suaminya dan orang-orang yang halal baginya.
Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang
mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya,
keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya,seorang wanita
yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari
surga.
Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai
kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan
memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa
merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih
ternoda olehnoda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi
mereka petunjuk -.
Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak
kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan
dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun
fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah
yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.
Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan
sehingga ia datang kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dan
meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim
boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara
yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa.
Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang
masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki
keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku
tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah
Menyembuhkannya.”
Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan.
Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang
sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat
yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.
Tapi, lihatlah perkataannya...
Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia
benci terhadap takdir yang menimpanya?
Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia?
Betapa malunya (malukah) ia karena menderita penyakit ayan?
Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia
mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.
Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir
bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup
auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah
salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat
malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya.
Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela
hati membuka auratnya???
Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas
keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke
dalam surga.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku
akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku
pilih bersabar.”
Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita
penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah
yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan
kesabaran yang baik.
Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai
kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya.
Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal
yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk
menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi
cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat
mencapainya dengan amalannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “
Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk
seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan
memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan
menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.”
(HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah
2599)
Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita
berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni
dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.
Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit
ayan menimpaku, auratku terbuka,doakanlah agar auratku tidak tersingkap.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa
kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap.
Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya
tidak (lagi) tersingkap.
Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam
keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa
baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita
tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia
sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai
muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara
sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki
yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?
Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat
dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.
Maraji’:
Syarah Riyadhush Shalihin (terj). Jilid 1.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. Cetakan ke-3. Penerbit Darul Falah.
2007 M.
Penulis: Ummu Rumman Siti Fatimah
Muraja’ah: ustadz Abu Salman
Sumber:
http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/wanita-penghuni-surga-itu.html
Semoga bermanfaat...
-Sahabatmu-
Abu Muhammad Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar