Pepaya " Buah Para Malaikat "
http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=10150337391720175

SEKILAS INFO: PEPAYA "BUAH PARA MALAIKAT"
oleh Abu Muhammad Herman pada
20 November 2010 pukul 10:16
Buah pepaya atau yang disebut dengan Carica papaya Lsudah
dikenal sejak ratusan tahun lalu. Christopher Columbus menyebut buah ini
sebagai "the fruit of the angels", buah para malaikat.
Menurut VN Villegas dalam tulisannya yang dimuat dalam Sumber Daya
Nabati Asia Tenggara 2, setiap 100 gram pepaya terkandung 450 miligram
vitamin A, 74 miligram vitamin C, 86,6 gram air, 0,5 gram protein, dan 0,7 gram
serat.
Berbagai vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya
antara lain potasium, elektrolit yang penting bagi tubuh, dan kalsium yang
bermanfaat bagi tulang. Mineral lain, seperti kalium dan magnesium, juga
terkandung di dalam pepaya. Sementara itu, enzim papain-nya berfungsi memecah
serat makanan sisa sehingga mempermudah buang air besar. Pepaya juga
bermanfaat untuk mengobati lambung dan mengurangi panas tubuh.
Selain daging buahnya, daun pepaya juga berkhasiat. Selain
untuk sayur dan lalap, daun pepaya bermanfaat untuk mengobati malaria,
cacingan, sakit perut, meningkatkan nafsu makan, serta melunakkan daging.
Bijinya bisa mengobati cacingan. Sementara itu, getah dan akarnya bisa
mengobati sakit kandung kencing, bahkan digigit ular.
Prof Dr. Ir Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dari
Institut Pertanian Bogor mengatakan:
Meski semakin banyak jenis dan ragam buah impor, pepaya
tetap populer di Indonesia. Selain murah, zat gizi yang dikandungnya pun
lengkap. Biji, daun, batang, dan akarnya sangat bermanafaat sebagai obat.
Pada tahun 1992, The Center for Science in the
Public Interest (CSPI) di Washington AS meneliti manfaat kesehatan dari 40
jenis buah. Penilaian didasarkan pada sumbangan dari sembilan jenis
vitamin, potasium, dan serat pangan yang terkandung pada masing-masing buah
terhadap angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG).

Dari penilaian tersebut, pepaya telah ditetapkan sebagai
buah yang paling menyehatkan, kemudian disusul oleh cantaloupe, stroberi,
orange, dan tangerine. Hasil penelitian CSPI tersebut tentu sangat
menggembirakan. Sebab, selain bergizi dan menyehatkan, pepaya juga dikenal
sebagai buah yang murah harganya dan enak rasanya. Varietas yang beragam dan
ketersediaannya sepanjang tahun turut memperkokoh posisi pepaya sebagai buah
idola.
Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten (276
mikrogram/100 g), betacryptoxanthin (761 mikrogram/100 g),
serta lutein dan zeaxanthin (75 mikrogram/100 g). Betakaroten
merupakan provitamin A sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal
serangan radikal bebas.
Vitamin A yang diperoleh dari 100 g buah pepaya matang
berkisar antara 1.094-18.250 SI, tergantung dari varietasnya. Sementara betacryptoxanthin, lutein,
dan zeaxanthin lebih banyak berperan sebagaiantioksidan
untuk mencegah timbulnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif.
Sumbangan vitamin yang sangat menonjol adalah vitamin C
(62-78 mg/100 g) dan folat (38 mikrogram/100 g). Kadar serat per 100 gram buah
masak 1,8 gram. Serat pepaya sangat dikenal manfaatnya dalam memperlancar
proses buang air besar (BAB) dan mencegah sembelit. Satu potong pepaya
berukuran 140 gram mampu memberikan sumbangan vitamin C sebanyak 150 persen
dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari (AKG), serta sumbangan serat
sebanyak 10 persen dari AKG.
Komposisi mineral pada buah pepaya matang sangat bagus,
yaitu dominan potasium (257 mg/100 g) dan sangat sedikit sodium (3 mg/100 g).
Rasio potasium terhadap sodium yang tinggi sangat bermanfaat untuk mencegah
terjadinya hipertensi. Mineral lain yang terkandung dalam jumlah lumayan
adalah kalsium, besi, magnesium, fosfor, zinc, dan selenium. Keunggulan lain
dari buah pepaya adalah rendah lemak, tanpa kolesterol, rendah
sodium.
Batang, Daun, Biji, dan Akar
Selain buah, bagian lain dari tanaman pepapa pun banyak
manfaatnya. Sari akar tanaman pepaya misalnya, dapat digunakan sebagai obat
penyakit kencing batu, penyakit saluran kencing, dan cacing kremi. Biji pepaya
dapat digunakan sebagai obat penyakit cacing kremi.
Batang, daun, dan buah pepaya muda mengandung getah berwarna
putih. Getah tersebut merupakan sumber enzim papain, yaitu suatu enzim
proteolitik (pemecah protein). Sering digunakan sebagai pengempuk daging (meat
tenderizer), yaitu untuk memecah serat-serat daging yang alot menjadi
empuk.
Selain itu, papain juga digunakan pada industri minuman
(sebagai penjernih bir dan anggur), industri farmasi, industri kosmetik,
industri tekstil dan kulit (sebagai penyamak), serta sebagai pembersih limbah.
Perasan daun pepaya muda mengandung alkaloid berasa pahit
yang konon berkhasiat sebagai obat penyakit malaria, penurun demam, penurun
tekanan darah, dan pembunuh amuba. Daun pepaya muda dapat diolah menjadi
buntil, urap, atau lalap rebus.
Bagian dari pepaya yang paling populer adalah buah matang.
Buah tersebut dapat dinikmati sebagai dessert, yaitu buah segar yang dimakan
dengan cara dikerok memakai sendok atau berupa potongan-potongan berbentuk
dadu. Campuran buah pepaya masak dengan susu, yoghurt, atau orange juiceyang
diblender akan menghasilkan smoothie yang lezat.
Campuran buah pepaya dengan melon, pisang, nanas, stroberi,
jeruk, dan kelapa muda akan menghasilkan salad buah yang berwarna-warni
menyegarkan. Buah pepaya matang dapat diolah menjadi jus, dodol, selai, jeli,
serta hancuran buah untuk dressing dan marinade.

Daun Pepaya, Senjata Baru Pelawan Kanker
Di balik rasanya yang pahit, ternyata daun pepaya menyimpan
manfaat sebagai zat pelawan kanker. Oleh para ahli, kehebatan daun pepaya dalam
melawan berbagai jenis tumor di tubuh ini disebut sebagai ”sangat mengagumkan”.
Adalah peneliti Nam Dang dari Universitas Florida dan
rekannya dari Jepang yang memublikasikan temuannya mengenai manfaat ekstrak
daun pepaya untuk melawan kanker serviks, payudara, liver, paru, dan pankreas.
Para peneliti menggunakan ekstrak daun pepaya yang sudah kering dan
dimanfaatkan sebagai teh daun pepaya.
Dalam riset yang dilakukan Dang diketahui, ekstrak daun
pepaya akan menghasilkan molekul yang disebut Th1 tipe sitokin
yang membantu meningkatkan sistem imun tubuh. Hal ini akan
mendukung terapi yang memanfaatkan sistem imun untuk melawan kanker.
Para ahli mengatakan, ekstrak pepaya tidak memiliki efek
toksik pada sel normal sehingga lebih aman daripada terapi kanker pada umumnya.
Dalam penelitiannya, 10 tipe kultur sel kanker dipajan dengan ekstrak daun
pepaya untuk kemudian diamati selama 24 jam. Ternyata, pepaya memperlambat
pertumbuhan sel tumor pada semua jenis tipe kanker.
Selain dikonsumsi sebagai buah, pepaya juga dimanfaatkan
sebagai obat tradisional, khususnya oleh suku Aborigin di Australia, penduduk
Vietnam, dan beberapa negara Asia lainnya.

Semoga bermanfaat....
Sahabatmu
-Al Fawaid-
Sumber:
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/08/04/17214669/Pepaya..Buah.Para.Malaikat.Kaya.Vitamin.dan.Mineral
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/11/1320015/Jangan.Sepelekan.Gizi.Pepaya.
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/11/09431346/Daun.Pepaya..Senjata.Baru.Pelawan.Kanker
Carica Kerabat buah Pepaya yang banyak di Dieng.
Buah yang sangat khas dari Dieng. Ada yang mengatakan bahwa
bibit carica yang ditanam di dataran rendah akan tumbuh menjadi pepaya dan
sebaliknya bibit pepaya yang ditanam di Dieng akan tumbuh menjadi carica.
Bagaimana pun juga, buah ini masih berkerabat dekat dengan pepaya.
Buah carica ini di antara penduduk setempat dikenal sebagai
gandul Dieng. Beda carica dengan pepaya adalah jika pepaya biasa lebih dikenal
sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan matahari, maka carica
termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di tempat tinggi, memerlukan
temperatur yang cukup dingin, dan banyak hujan. Kondisi tersebut sangat cocok
dengan iklim Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo.
Pohon carica yang mudah ditanam dan dipelihara, bisa ditanam
di pematang kebun, bersama-sama dengan tanaman pangan lain. Pohon carica juga
bukan tanaman semusim sehingga tidak memperparah tanah yang sudah mulai rentan.
Oleh karena itu pohon carica sama sekali tidak mengganggu lingkungan malah
memperkuat tanah.
Buahnya mirip pepaya yaitu berwarna kehijauan, atau
kekuningan jika sudah cukup matang, hanya saja bentuknya lebih kecil dari
pepaya. Namun buah carica tidak bisa dimakan langsung, karena daging buahnya banyak
mengandung getah, sehingga rasanya pahit dan menyebabkan gatal di tenggorokan,
bahkan bisa melukai kulit jika terlalu banyak melekat di kulit. Penduduk
setempat menikmati buah ini dengan cara membelahnya menjadi dua dan mengambil
bijinya untuk disesap. Karena rasanya yang manis, biji inilah yang nantinya
akan dibuat sirup dan dapat memberikan rasa khas pada buah carica dalam sirup.
Namun carica juga bisa dibuat minuman, manisan, selai, puding, bahkan campuran
kare.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar