Shalat 12 Salam
SALAM
diFARDHUkan menutup (mengakhiri) setiap shålat dengan salam. Kerana Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam bersabda:
تَحْلِيْلُهَا التَسْلِيْمُ
“Dihalalkan setelah mengakhirinya (shålat) dengan mengucapkan salam”.
(Hadis Riwayat al-Hakim dan Adz-Dzahabi, dan disahihkan oleh keduanya)
Salam ini HARUS DIUCAPKAN, tidak sah salam jika tidak diucapkan
(yaitu TIDAK SAH jika hanya diucapkan dalam hati, TIDAK SAH jika lisan tidak bergerak, TIDAK SAH jika mulut tertutup, TIDAK SAH jika tidak mengeluarkan suara minimal; wallahu a'lam)
Seseorang yang meninggalkan salam, maka shalatnya batal dan harus diulang.
TATA CARA MENGUCAPKAN SALAM
Apabila melakukan atau mengucapkan salam, hendaklah mencontohi cara yang telah dilakukan oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
Berdasarkan hadis-hadis yang dibawakan ini menunjukkan ada empat (4) cara/kaedah dalam melaksanakan amalan salam yang dicontohkan oleh Nabi sallallahu ‘alaihi wa-sallam bagi mengakhiri shålat beliau iaitu:
-PILIHAN PERTAMA-
Mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kanan dan mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kiri.
Disebutkan dalam hadits:
“Beliau mengucapkan salam dengan berpaling ke arah kanan seraya mengucapkan: As-salamu ‘alaikum wa-rahmatullah, sehingga terlihat pipi kanannya yang putih. Kemudian berpaling ke arah kiri seraya mengucapkan: As-salamu ‘alaikum wa-rahmatullah, sehingga kelihatan pipi kirinya yang putih”.
(Hadis Riwayat Muslim, Abu Daud, Nasaii dan Tirmizi)
-PILIHAN KEDUA-
Mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله وبركاته (assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh) ketika menoleh ke kanan. Dan mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kiri.
Disebutkan dalam hadits:
“Ada kalanya pada bacaan salam yang pertama beliau menambah ucapan: Wabarakatuh”.
(Hadis Riwayat Abu Daud, Ibnu Khuzaimah, at-Thabrani, Darquthni dan Abdur Razzaq)
-PILIHAN KETIGA-
Mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kanan dan hanya mengucapkan السلام عليكم (assalamu 'alaykum) ketika menoleh ke kiri.
Disebutkan dalam hadits:
“Ketika beliau sallallahu ‘alaihi wa-sallam berpaling ke kanan, beliau terkadang mengucapkan: As-salamu ‘alaikum wa-rahmatullah, dan ketika berpaling ke kiri hanya mengucapkan: As-salamu ‘alaikum”.
(Hadis Riwayat Nasai’i, Ahmad dan Siraj dengan sanad yang sahih)
-PILIHAN KEEMPAT-
Mengucapkan Mengucapkan السلام عليكم (assalamu 'alaykum) ketika menoleh ke kanan dan hanya mengucapkan السلام عليكم (assalamu 'alaykum) ketika menoleh ke kiri.
berdasarkan hadits [Jabir bin Samurah], dia berkata;
"Kami pernah shalat di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu kami memberi salam dengan tangan-tangan kami, maka beliau bersabda:
مَا بَالُ هَؤُلَاءِ يُسَلِّمُونَ بِأَيْدِيهِمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمُسٍ
'Kenapa mereka memberi salam dengan tangan-tangan mereka?! Mereka laksana ekor-ekor kuda liar!'
أَمَا يَكْفِي أَحَدُهُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يَقُولَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
Cukuplah salah seorang dari mereka meletakkan tangannya di atas pahanya kemudian mengucapkan, "Assalamu 'alaikum, assalamu 'alaikum."
(Shahiih, HR. an Nasaa-iy; lihat shahiih an nasaa-iy)
-PILIHAN KELIMA-
Hanya menoleh sedikit ke kanan lantas mengucapkan السلام عليكم dan sama sekali tidak menoleh ke sebelah kiri dan pula tidak mengucapkan salam.
Disebutkan dalam hadits:
“Terkadang beliau mengucapkan salam sekali saja dengan ucapan: As-salamu ‘alaikum, dengan sedikit memalingkan wajahnya ke kanan”.
(Hadis Riwayat Muslim, Abu ‘Awanah, Siraj, Ibnu Khuzaimah dan at-Thabrani)
LARANGAN MENGISYARATKAN TANGAN KETIKA SALAM
dari [Jabir bin Samurah] dia berkata,
"Dahulu kami apabila shalat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka kami mengucapkan, 'Assalamu'alaikum Warahmatullahi (Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpahkan kepadamu) ' dan dia mengisyaratkan dengan tangannya ke arah dua sisi.'
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
عَلَامَ تُومِئُونَ بِأَيْدِيكُمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَلَى يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ
'Berdasarkan apa kami beriman dengan tangan-tangan kalian, seakan-akan ia adalah ekor kuda yang tidak bisa berhenti. Cukuplah bagi kalian untuk meletakkan tangan kalian pada paha kalian, kemudian mengucapkan salam atas saudaranya yang di sebelah kanannya dan sebelah kirinya'."
Dalam riwayat lain:
مَا شَأْنُكُمْ تُشِيرُونَ بِأَيْدِيكُمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ إِذَا سَلَّمَ أَحَدُكُمْ فَلْيَلْتَفِتْ إِلَى صَاحِبِهِ وَلَا يُومِئْ بِيَدِهِ
'Apa yang membuat kalian menunjuk dengan tangan kalian seakan-akan ia adalah ekor kuda yang tidak bisa berhenti. Apabila kalian mengucapkan salam, maka hendaklah kalian menoleh kepada temannya, dan bukan mengisyaratkan dengan tangannya'."
(kedua riwayat diatas diriwayatkan oleh al-Imam Muslim)
dari [Jabir bin Samurah], dia berkata;
"Kami pernah shalat di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu kami memberi salam dengan tangan-tangan kami, maka beliau bersabda:
مَا بَالُ هَؤُلَاءِ يُسَلِّمُونَ بِأَيْدِيهِمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمُسٍ
'Kenapa mereka memberi salam dengan tangan-tangan mereka?! Mereka laksana ekor-ekor kuda liar!'
أَمَا يَكْفِي أَحَدُهُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يَقُولَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
Cukuplah salah seorang dari mereka meletakkan tangannya di atas pahanya kemudian mengucapkan, "Assalamu 'alaikum, assalamu 'alaikum."
(Shahiih, HR. an Nasaa-iy; lihat shahiih an nasaa-iy)

Abu Zuhriy
Rikiy Dzulkifliy
SALAM
diFARDHUkan menutup (mengakhiri) setiap shålat dengan salam. Kerana Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam bersabda:
تَحْلِيْلُهَا التَسْلِيْمُ
“Dihalalkan setelah mengakhirinya (shålat) dengan mengucapkan salam”.
(Hadis Riwayat al-Hakim dan Adz-Dzahabi, dan disahihkan oleh keduanya)
Salam ini HARUS DIUCAPKAN, tidak sah salam jika tidak diucapkan
(yaitu TIDAK SAH jika hanya diucapkan dalam hati, TIDAK SAH jika lisan tidak bergerak, TIDAK SAH jika mulut tertutup, TIDAK SAH jika tidak mengeluarkan suara minimal; wallahu a'lam)
Seseorang yang meninggalkan salam, maka shalatnya batal dan harus diulang.
TATA CARA MENGUCAPKAN SALAM
Apabila melakukan atau mengucapkan salam, hendaklah mencontohi cara yang telah dilakukan oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
Berdasarkan hadis-hadis yang dibawakan ini menunjukkan ada empat (4) cara/kaedah dalam melaksanakan amalan salam yang dicontohkan oleh Nabi sallallahu ‘alaihi wa-sallam bagi mengakhiri shålat beliau iaitu:
-PILIHAN PERTAMA-
Mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kanan dan mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kiri.
Disebutkan dalam hadits:
“Beliau mengucapkan salam dengan berpaling ke arah kanan seraya mengucapkan: As-salamu ‘alaikum wa-rahmatullah, sehingga terlihat pipi kanannya yang putih. Kemudian berpaling ke arah kiri seraya mengucapkan: As-salamu ‘alaikum wa-rahmatullah, sehingga kelihatan pipi kirinya yang putih”.
(Hadis Riwayat Muslim, Abu Daud, Nasaii dan Tirmizi)
-PILIHAN KEDUA-
Mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله وبركاته (assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh) ketika menoleh ke kanan. Dan mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kiri.
Disebutkan dalam hadits:
“Ada kalanya pada bacaan salam yang pertama beliau menambah ucapan: Wabarakatuh”.
(Hadis Riwayat Abu Daud, Ibnu Khuzaimah, at-Thabrani, Darquthni dan Abdur Razzaq)
-PILIHAN KETIGA-
Mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله (assalamu 'alaykum warahmatullah) ketika menoleh ke kanan dan hanya mengucapkan السلام عليكم (assalamu 'alaykum) ketika menoleh ke kiri.
Disebutkan dalam hadits:
“Ketika beliau sallallahu ‘alaihi wa-sallam berpaling ke kanan, beliau terkadang mengucapkan: As-salamu ‘alaikum wa-rahmatullah, dan ketika berpaling ke kiri hanya mengucapkan: As-salamu ‘alaikum”.
(Hadis Riwayat Nasai’i, Ahmad dan Siraj dengan sanad yang sahih)
-PILIHAN KEEMPAT-
Mengucapkan Mengucapkan السلام عليكم (assalamu 'alaykum) ketika menoleh ke kanan dan hanya mengucapkan السلام عليكم (assalamu 'alaykum) ketika menoleh ke kiri.
berdasarkan hadits [Jabir bin Samurah], dia berkata;
"Kami pernah shalat di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu kami memberi salam dengan tangan-tangan kami, maka beliau bersabda:
مَا بَالُ هَؤُلَاءِ يُسَلِّمُونَ بِأَيْدِيهِمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمُسٍ
'Kenapa mereka memberi salam dengan tangan-tangan mereka?! Mereka laksana ekor-ekor kuda liar!'
أَمَا يَكْفِي أَحَدُهُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يَقُولَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
Cukuplah salah seorang dari mereka meletakkan tangannya di atas pahanya kemudian mengucapkan, "Assalamu 'alaikum, assalamu 'alaikum."
(Shahiih, HR. an Nasaa-iy; lihat shahiih an nasaa-iy)
-PILIHAN KELIMA-
Hanya menoleh sedikit ke kanan lantas mengucapkan السلام عليكم dan sama sekali tidak menoleh ke sebelah kiri dan pula tidak mengucapkan salam.
Disebutkan dalam hadits:
“Terkadang beliau mengucapkan salam sekali saja dengan ucapan: As-salamu ‘alaikum, dengan sedikit memalingkan wajahnya ke kanan”.
(Hadis Riwayat Muslim, Abu ‘Awanah, Siraj, Ibnu Khuzaimah dan at-Thabrani)
LARANGAN MENGISYARATKAN TANGAN KETIKA SALAM
dari [Jabir bin Samurah] dia berkata,
"Dahulu kami apabila shalat bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka kami mengucapkan, 'Assalamu'alaikum Warahmatullahi (Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpahkan kepadamu) ' dan dia mengisyaratkan dengan tangannya ke arah dua sisi.'
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
عَلَامَ تُومِئُونَ بِأَيْدِيكُمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَلَى يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ
'Berdasarkan apa kami beriman dengan tangan-tangan kalian, seakan-akan ia adalah ekor kuda yang tidak bisa berhenti. Cukuplah bagi kalian untuk meletakkan tangan kalian pada paha kalian, kemudian mengucapkan salam atas saudaranya yang di sebelah kanannya dan sebelah kirinya'."
Dalam riwayat lain:
مَا شَأْنُكُمْ تُشِيرُونَ بِأَيْدِيكُمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ إِذَا سَلَّمَ أَحَدُكُمْ فَلْيَلْتَفِتْ إِلَى صَاحِبِهِ وَلَا يُومِئْ بِيَدِهِ
'Apa yang membuat kalian menunjuk dengan tangan kalian seakan-akan ia adalah ekor kuda yang tidak bisa berhenti. Apabila kalian mengucapkan salam, maka hendaklah kalian menoleh kepada temannya, dan bukan mengisyaratkan dengan tangannya'."
(kedua riwayat diatas diriwayatkan oleh al-Imam Muslim)
dari [Jabir bin Samurah], dia berkata;
"Kami pernah shalat di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu kami memberi salam dengan tangan-tangan kami, maka beliau bersabda:
مَا بَالُ هَؤُلَاءِ يُسَلِّمُونَ بِأَيْدِيهِمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمُسٍ
'Kenapa mereka memberi salam dengan tangan-tangan mereka?! Mereka laksana ekor-ekor kuda liar!'
أَمَا يَكْفِي أَحَدُهُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يَقُولَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
Cukuplah salah seorang dari mereka meletakkan tangannya di atas pahanya kemudian mengucapkan, "Assalamu 'alaikum, assalamu 'alaikum."
(Shahiih, HR. an Nasaa-iy; lihat shahiih an nasaa-iy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar