Shalat 7 Sujud

Al Barra’ Bin Azib Radhiallahu’anhu berkata :
“Sungguh mereka (para shahabat) shalat di belakang Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Maka, jika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’, saya tak melihat seorangpun yang membungkukkan punggungnya sehingga Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam meletakkan keningnya di atas bumi, lalu orang yang ada di belakangnya bersimpuh sujud (bersamanya, ketika beliau telah sujud; ed)”
(HR Muslim, hadits No : 474; http://ibnujafar86.wordpress.com/2008/06/20/mendahului-imam-saat-sholat/)
SUJUD DENGAN TUJUH ANGGOTA BADAN
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ وَلَا نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَالشَّعَرَ
“Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh tulang (anggota sujud); Kening -dan beliau menunjuk hidungnya- kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari jemari dari kedua kaki. Dan aku diperintahkan untuk tidak menahan rambut atau pakaian.”
(HR. Al-Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)
Tata Cara Sujud Yang Benar Paha Tegak Lurus
Photo Sujud diambil dari : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=3376678537173&set=o.178870065487878&type=1&theater
MELURUSKAN PUNGGUNG DAN MENGANGKAT KEDUA LENGAN (dengan tidak membentangkannya di tanah seperti anjing)
Rasulullah bersabda:
لَا تُجْزِئُ صَلَاةُ الرَّجُلِ حَتَّى يُقِيمَ ظَهْرَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
“Shalat seseorang tidak sah sehingga dia menegakkan punggungnya dalam ruku’ dan sujud.”
(Hasan Shahiih; Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan lafazh hadits ini adalah lafazhnya, at-Tirmidzi, an-Nasab, Ibnu Majah, Ibnu Khuzai- mah, dan Ibnu Hibban dalam Shahih mereka berdua.)
THU'MANINAH DALAM SUJUD
ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا
Kemudian sujudlah hingga engkau tenang (thu'maninah) dalam sujud itu
(HR. Bukhariy)
ANCAMAN BAGI MEREKA YANG TIDAK THU'MANINAH DALAM SUJUD
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
‘Seandainya orang ini mati dengan keadaannya yang ini niscaya dia mati bukan di atas ajaran Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam-’
Kemudian Rasulullah bersabda,
مَثَلُ الَّذِي لا يُتِمُّ رُكُوعَهُ وَيَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ مَثَلُ الْجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَيْنِ لا يُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا
‘Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan ruku ‘nya dan mematok (sangat cepat) dalam sujudnya adalah seperti orang lapar yang makan satu atau dua biji kurma, yang sama sekali tidak mengenyangkannya’.”
(Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, Abu Ya’la dengan sanad hasan dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya; dihasankan oleh syaikh al-albaaniy dalam at-targhiib wat tarhiib; HN. 528)
TIDAK MENGHAMPARKAN TANGAN DAN TIDAK PULA MENGEPALKANNYA
“Jika Nabi sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menghamparkannya dan menggenggamkannya” (HR. Bukhori)
MERAPATKAN JARI-JEMARI DAN MENGHADAPKANNYA KEARAH KIBLAT
Berdasarkan Hadits:
“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya [dan membentangkan] serta merapatkan jari-jarinya dan menghadapkannya ke arah kiblat.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Al Hakim, Al-Baihaqi)
Dari Wail, bahwasanya Nabi shalallau ‘alaihi wasallam jika sujud maka merapatkan jari-jemarinya.
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al Hakim)
MELETAKKAN UJUNG KEDUA TELAPAK TANGAN SEJAJAR DENGAN BAHU ATAU TELINGA
Berdasarkan Hadits:
“Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya” (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Tirmidzi)
“Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinganya.” (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An Nasa’i)
MENGANGKAT KEDUA SIKU
Rasulullah bersabda:
إِذَا سَجَدْتَ فَضَعْ كَفَّيْكَ وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ
“Apabila engkau sujud, maka letakkanlah dua telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu”
[HR. Muslim no. 494]
MEMBENTANGKAN KEDUA TELAPAK TANGAN HINGGA KETIAK DAPAT TERLIHAT (hal ini dilakukan ketika shalat sendiri, yang tidak mungkin dilakukan ketika shalat berjama'ah)
Dari Abdillah bin Malik bin Buhainah radliyallaahu ‘anhu : “Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam apabila shalat, maka beliau membentangkan kedua tangannya hingga kelihatan putih ketiaknya”
[HR. Al-Bukhari no. 383 dan Muslim no. 495]
MENJAUHKAN KEDUA TANGANNYA DARI LAMBUNG
“Sesungguhnya Nabi tatkala sujud, beliau menekankan hidung dan dahinya ke lantai dan menjauhkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta meletakkan dua telapak tangannya sejajar dengan bahunya.”
(HR. Tirmidzi, Hadits Hasan Shohih, dari Abu Humaid as Sa’idy)
MENJAUHKAN LUTUT DARI PAHA
“Jika Nabi sujud, beliau merenggangkan dua pahanya dan sama sekali tidak meletakkan perutnya di atas dua pahanya”
(HR. Abu Dawud, dari Abbas bin Sahl;).
Terdapat dua kesalahan kaum muslimin dalam hal ini, ada yang berlebihan dan ada yang meremehkan. yang berlebihan terlalu jauh dalam menjauhkan kedua tangannnya. sedangkan yang meremehkan terlalu dekat tangannya dari lambungnya, sehingga tangannya menempel di lututnya. (lihat gambar kanan atas)
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: “Jadikanlah sujudmu sedang/tengah-tengah, dan jangnlah membungkukkanya sehingga perutmu turun ke paha dan pahamu turun ke betis”
(Syarhul Mumthi’ 1/168)
MENEMPELKAN TUMIT DAN MENGHADAPKAN UJUNG JARI KAKI KE ARAH KIBLAT
Telah berkata ‘Aisyah istri Nabi : “Aku kehilangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang sebelumnya bersamaku di tempat tidur. Maka aku menemukan beliau sedang bersujud menempelkan tumitnya, ujung-ujung jemarinya menghadap kiblat”
[HR. Ibnu Khuzaimah no. 654; shahih].
MENEKAN DAHI, HIDUNG, LUTUT dan BAGIAN DEPAN TELAPAK KAKI
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ
“Apabila kamu sujud, sujudlah dengan menekan.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad)
Disebutkan pula bahwa
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan kedua lututnya dan bagian depan telapak kaki ke tanah.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Baihaqi)
MENANCAPKAN KEDUA TELAPAK TANGAN
إِذَا أَنْتَ سَجَدْتَ فَأَثْبِتْ وَجْهَكَ وَيَدَيْكَ حَتَّى يَطْمِئَنَّ كُلُّ عَظْمٍ مِنْكَ إِلَى مَوْضِعِهِ
“…..Kemudian jika kamu melakukan sujud, maka tancapkanlah wajah (dahi) dan kedua tanganmu sehingga setiap persendian thuma’ninah pada tempatnya”
[HR. Ibnu Khuzaimah no. 638; hasan].
PERINTAH MENYEMPURNAKAN SUJUD
Nabi shalallau ‘alaihi wasallam bersabda:
أَتِمُّوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ
Sempurnakan rukuk dan sujud kalian!
(Muslim, Ahmad, dll.)
BACAAN DALAM SUJUD
Membaca:
ﺳْﺒﺤَﺎَﻧﻚ ﺍﹶﻟﻠﻬ ﱠ ﺭﱠﻨَﺎ ﻭﹺﺑﺤﻤﺪﻙ ﺍﹶﻟﻠﻬ ﱠ ﺍﻏﻔﺮ ِﻟﻲ
subhanakallahumma rabbanaa wabihamdika, allahummaghfirli
Maha Suci Engkau wahai Rabb kami, dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah aku
(Nabi senantiasa membaca, bahkan tidak pernah meninggalkan dzikir diatas semenjak diturunkannya surat an nashr)
atau membaca
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعَلَى
Subhaana robbiyal a'la
“Mahasuci Rabbku Yang Maha Tinggi”.
atau
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal a'la wabihamdih
“Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi dan segala puji bagiNya”.
[Lihat kedua do'a diatas diriwayatkan oleh Para penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad. Lihat Shahih At-Tirmidzi 1/83]
atau
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ والرُّوْحِ
sub-buu-hun qud-duu-sun robbunal malaa-ikati war-ruuh
“Mahasuci lagi Mahakudus Tuhan semua malaikat dan ruh”.
[HR. Muslim 1/533]
atau
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَاْلمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Subhaana dziljabaruuti walmalakuuti walkibriyaa-i wal 'azhamati
Maha suci (Dzat) Yang memiliki Keperkasaan, Kerajaan, Kebesaran dan Keagungan.
[HR. Abu Dawud 1/230, An-Nasai dan Ahmad. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud 1/166.]
atau
(dari 'ali bin abi thalib, beliau berkata: ...kemudian apabila beliau sujud beliau membaca):
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِي
"ALLAHUMMA LAKA SAJADTU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU SAJADA WAJHIY LILLADZII KHALAQAHU WA SHAWWARAHU WA SYAQQA SAM'AHU WA BASHARAHU TABAARAKALLAHU AHSANUL KHALIQIIN
(Ya Allah, kepada Engkau aku sujud, dengan Engkau aku beriman, dan kepada Engkau aku berserah diri. Mukaku sujud kepada Tuhan yang menciptakan dan membentuknya, yang membukakan pendengaran dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik Maha pencipta)."
(HR. Muslim)
dan dzikir-dzikir lain..
DIPERINTAHKAN UNTUK MEMPERBANYAK DOA
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
أقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ؛ فَأَكْثِرُوْا الدُّعَاءَ
"Kondisi seorang hamba paling dekat dengan Robnya tatkala ia sujud, maka perbanyaklah doa"
(HR Muslim no 215)
DIPERINTAHKAN UNTUK BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERDOA
Beliau juga bersabda:
وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
Saat sujud, sungguh-sungguhlah dalam berdo’a, kemungkinan besar do’amu dikabulkan’,”
(HR Muslim [479]).
SALAH SATU DOA YANG DIBACA RASULULLAH DALAM SUJUDNYA
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَلَّهُ وآخِرَهُ وَعَلاَنِيَّتَهُ وَسِرَّهُ
Alloohumagh-firlii dzanbii kullahu diqqohu wa jillahu wa-awwalahu wa aa-khirohu wa ‘alaaniyyatahu wa sirrohu
“Ya Allah, ampunilah semua dosaku, dosa kecil maupun besar, dosa pertama maupun terakhir, dosa yang dilakukan dengan terang-terangan mapun sembunyi-sembunyi"
[HR. Muslim no. 483].
LARANGAN UNTUK MEMBACA AL QUR-AAN DALAM SUJUD
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا
Ketahuilah bahwa aku DILARANG membaca Al-Qur’an ketika ruku’ dan sujud.
(HR Muslim [479])
larangan ini mutlak, hendaknya kita tidak membaca ayat apapun dari al qur-aan (walaupun mengandung doa), sebagai kehati-hatian dan untuk keluar dari perselisihan. masih banyak doa-doa yang bisa kita hapalkan dari sunnah yang bisa kita panjatkan dalam sujud. wallahu a'lam.
KEMUDIAN BERTAKBIR UNTUK BANGKIT DARI SUJUD
Sebagaimana terdapat dalam hadits abu hurrayrah.
(HR. Abu Dawud, Nasaa-iy, dll. dishahiihkan syaikh al-albaaniy)

Abu Zuhriy
Rikiy Dzulkifliy
S U J U D
LARANGAN MENDAHULUI IMAM DALAM SUJUD
dari [Anas] dia berkata,
"Rasulullah shalat mengimami kami pada suatu hari, ketika beliau telah menyelesaikan shalat, maka beliau menghadap kami dengan wajahnya seraya bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي إِمَامُكُمْ فَلَا تَسْبِقُونِي بِالرُّكُوعِ وَلَا بِالسُّجُودِ وَلَا بِالْقِيَامِ وَلَا بِالِانْصِرَافِ فَإِنِّي أَرَاكُمْ أَمَامِي وَمِنْ خَلْفِي
'Wahai manusia, aku adalah imam kalian, maka janganlah kalian mendahului aku dengan rukuk, sujud, berdiri, dan berpaling dari shalat. Karena aku melihat kalian dari arah depanku dan belakangku.'
(HR. Muslim -lidwa)
LARANGAN MENDAHULUI IMAM DALAM SUJUD
dari [Anas] dia berkata,
"Rasulullah shalat mengimami kami pada suatu hari, ketika beliau telah menyelesaikan shalat, maka beliau menghadap kami dengan wajahnya seraya bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي إِمَامُكُمْ فَلَا تَسْبِقُونِي بِالرُّكُوعِ وَلَا بِالسُّجُودِ وَلَا بِالْقِيَامِ وَلَا بِالِانْصِرَافِ فَإِنِّي أَرَاكُمْ أَمَامِي وَمِنْ خَلْفِي
'Wahai manusia, aku adalah imam kalian, maka janganlah kalian mendahului aku dengan rukuk, sujud, berdiri, dan berpaling dari shalat. Karena aku melihat kalian dari arah depanku dan belakangku.'
(HR. Muslim -lidwa)
Al Barra’ Bin Azib Radhiallahu’anhu berkata :
“Sungguh mereka (para shahabat) shalat di belakang Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Maka, jika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’, saya tak melihat seorangpun yang membungkukkan punggungnya sehingga Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam meletakkan keningnya di atas bumi, lalu orang yang ada di belakangnya bersimpuh sujud (bersamanya, ketika beliau telah sujud; ed)”
(HR Muslim, hadits No : 474; http://ibnujafar86.wordpress.com/2008/06/20/mendahului-imam-saat-sholat/)
SUJUD DENGAN TUJUH ANGGOTA BADAN
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ وَلَا نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَالشَّعَرَ
“Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh tulang (anggota sujud); Kening -dan beliau menunjuk hidungnya- kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari jemari dari kedua kaki. Dan aku diperintahkan untuk tidak menahan rambut atau pakaian.”
(HR. Al-Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)
Tata Cara Sujud Yang Benar Paha Tegak Lurus

Photo Sujud diambil dari : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=3376678537173&set=o.178870065487878&type=1&theater
MELURUSKAN PUNGGUNG DAN MENGANGKAT KEDUA LENGAN (dengan tidak membentangkannya di tanah seperti anjing)
Rasulullah bersabda:
لَا تُجْزِئُ صَلَاةُ الرَّجُلِ حَتَّى يُقِيمَ ظَهْرَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
“Shalat seseorang tidak sah sehingga dia menegakkan punggungnya dalam ruku’ dan sujud.”
(Hasan Shahiih; Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan lafazh hadits ini adalah lafazhnya, at-Tirmidzi, an-Nasab, Ibnu Majah, Ibnu Khuzai- mah, dan Ibnu Hibban dalam Shahih mereka berdua.)
THU'MANINAH DALAM SUJUD
ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا
Kemudian sujudlah hingga engkau tenang (thu'maninah) dalam sujud itu
(HR. Bukhariy)
ANCAMAN BAGI MEREKA YANG TIDAK THU'MANINAH DALAM SUJUD
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
‘Seandainya orang ini mati dengan keadaannya yang ini niscaya dia mati bukan di atas ajaran Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam-’
Kemudian Rasulullah bersabda,
مَثَلُ الَّذِي لا يُتِمُّ رُكُوعَهُ وَيَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ مَثَلُ الْجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَيْنِ لا يُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا
‘Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan ruku ‘nya dan mematok (sangat cepat) dalam sujudnya adalah seperti orang lapar yang makan satu atau dua biji kurma, yang sama sekali tidak mengenyangkannya’.”
(Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, Abu Ya’la dengan sanad hasan dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya; dihasankan oleh syaikh al-albaaniy dalam at-targhiib wat tarhiib; HN. 528)
TIDAK MENGHAMPARKAN TANGAN DAN TIDAK PULA MENGEPALKANNYA
“Jika Nabi sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menghamparkannya dan menggenggamkannya” (HR. Bukhori)
MERAPATKAN JARI-JEMARI DAN MENGHADAPKANNYA KEARAH KIBLAT
Berdasarkan Hadits:
“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya [dan membentangkan] serta merapatkan jari-jarinya dan menghadapkannya ke arah kiblat.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Al Hakim, Al-Baihaqi)
Dari Wail, bahwasanya Nabi shalallau ‘alaihi wasallam jika sujud maka merapatkan jari-jemarinya.
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al Hakim)
MELETAKKAN UJUNG KEDUA TELAPAK TANGAN SEJAJAR DENGAN BAHU ATAU TELINGA
Berdasarkan Hadits:
“Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya” (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Tirmidzi)
“Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinganya.” (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An Nasa’i)
MENGANGKAT KEDUA SIKU
Rasulullah bersabda:
إِذَا سَجَدْتَ فَضَعْ كَفَّيْكَ وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ
“Apabila engkau sujud, maka letakkanlah dua telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu”
[HR. Muslim no. 494]
MEMBENTANGKAN KEDUA TELAPAK TANGAN HINGGA KETIAK DAPAT TERLIHAT (hal ini dilakukan ketika shalat sendiri, yang tidak mungkin dilakukan ketika shalat berjama'ah)
Dari Abdillah bin Malik bin Buhainah radliyallaahu ‘anhu : “Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam apabila shalat, maka beliau membentangkan kedua tangannya hingga kelihatan putih ketiaknya”
[HR. Al-Bukhari no. 383 dan Muslim no. 495]
MENJAUHKAN KEDUA TANGANNYA DARI LAMBUNG
“Sesungguhnya Nabi tatkala sujud, beliau menekankan hidung dan dahinya ke lantai dan menjauhkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta meletakkan dua telapak tangannya sejajar dengan bahunya.”
(HR. Tirmidzi, Hadits Hasan Shohih, dari Abu Humaid as Sa’idy)
MENJAUHKAN LUTUT DARI PAHA
“Jika Nabi sujud, beliau merenggangkan dua pahanya dan sama sekali tidak meletakkan perutnya di atas dua pahanya”
(HR. Abu Dawud, dari Abbas bin Sahl;).
Terdapat dua kesalahan kaum muslimin dalam hal ini, ada yang berlebihan dan ada yang meremehkan. yang berlebihan terlalu jauh dalam menjauhkan kedua tangannnya. sedangkan yang meremehkan terlalu dekat tangannya dari lambungnya, sehingga tangannya menempel di lututnya. (lihat gambar kanan atas)
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: “Jadikanlah sujudmu sedang/tengah-tengah, dan jangnlah membungkukkanya sehingga perutmu turun ke paha dan pahamu turun ke betis”
(Syarhul Mumthi’ 1/168)
MENEMPELKAN TUMIT DAN MENGHADAPKAN UJUNG JARI KAKI KE ARAH KIBLAT
Telah berkata ‘Aisyah istri Nabi : “Aku kehilangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang sebelumnya bersamaku di tempat tidur. Maka aku menemukan beliau sedang bersujud menempelkan tumitnya, ujung-ujung jemarinya menghadap kiblat”
[HR. Ibnu Khuzaimah no. 654; shahih].
MENEKAN DAHI, HIDUNG, LUTUT dan BAGIAN DEPAN TELAPAK KAKI
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ
“Apabila kamu sujud, sujudlah dengan menekan.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad)
Disebutkan pula bahwa
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan kedua lututnya dan bagian depan telapak kaki ke tanah.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Baihaqi)
MENANCAPKAN KEDUA TELAPAK TANGAN
إِذَا أَنْتَ سَجَدْتَ فَأَثْبِتْ وَجْهَكَ وَيَدَيْكَ حَتَّى يَطْمِئَنَّ كُلُّ عَظْمٍ مِنْكَ إِلَى مَوْضِعِهِ
“…..Kemudian jika kamu melakukan sujud, maka tancapkanlah wajah (dahi) dan kedua tanganmu sehingga setiap persendian thuma’ninah pada tempatnya”
[HR. Ibnu Khuzaimah no. 638; hasan].
PERINTAH MENYEMPURNAKAN SUJUD
Nabi shalallau ‘alaihi wasallam bersabda:
أَتِمُّوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ
Sempurnakan rukuk dan sujud kalian!
(Muslim, Ahmad, dll.)
BACAAN DALAM SUJUD
Membaca:
ﺳْﺒﺤَﺎَﻧﻚ ﺍﹶﻟﻠﻬ ﱠ ﺭﱠﻨَﺎ ﻭﹺﺑﺤﻤﺪﻙ ﺍﹶﻟﻠﻬ ﱠ ﺍﻏﻔﺮ ِﻟﻲ
subhanakallahumma rabbanaa wabihamdika, allahummaghfirli
Maha Suci Engkau wahai Rabb kami, dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah aku
(Nabi senantiasa membaca, bahkan tidak pernah meninggalkan dzikir diatas semenjak diturunkannya surat an nashr)
atau membaca
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعَلَى
Subhaana robbiyal a'la
“Mahasuci Rabbku Yang Maha Tinggi”.
atau
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal a'la wabihamdih
“Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi dan segala puji bagiNya”.
[Lihat kedua do'a diatas diriwayatkan oleh Para penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad. Lihat Shahih At-Tirmidzi 1/83]
atau
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ والرُّوْحِ
sub-buu-hun qud-duu-sun robbunal malaa-ikati war-ruuh
“Mahasuci lagi Mahakudus Tuhan semua malaikat dan ruh”.
[HR. Muslim 1/533]
atau
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَاْلمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Subhaana dziljabaruuti walmalakuuti walkibriyaa-i wal 'azhamati
Maha suci (Dzat) Yang memiliki Keperkasaan, Kerajaan, Kebesaran dan Keagungan.
[HR. Abu Dawud 1/230, An-Nasai dan Ahmad. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud 1/166.]
atau
(dari 'ali bin abi thalib, beliau berkata: ...kemudian apabila beliau sujud beliau membaca):
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِي
"ALLAHUMMA LAKA SAJADTU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU SAJADA WAJHIY LILLADZII KHALAQAHU WA SHAWWARAHU WA SYAQQA SAM'AHU WA BASHARAHU TABAARAKALLAHU AHSANUL KHALIQIIN
(Ya Allah, kepada Engkau aku sujud, dengan Engkau aku beriman, dan kepada Engkau aku berserah diri. Mukaku sujud kepada Tuhan yang menciptakan dan membentuknya, yang membukakan pendengaran dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik Maha pencipta)."
(HR. Muslim)
dan dzikir-dzikir lain..
DIPERINTAHKAN UNTUK MEMPERBANYAK DOA
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
أقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ؛ فَأَكْثِرُوْا الدُّعَاءَ
"Kondisi seorang hamba paling dekat dengan Robnya tatkala ia sujud, maka perbanyaklah doa"
(HR Muslim no 215)
DIPERINTAHKAN UNTUK BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERDOA
Beliau juga bersabda:
وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
Saat sujud, sungguh-sungguhlah dalam berdo’a, kemungkinan besar do’amu dikabulkan’,”
(HR Muslim [479]).
SALAH SATU DOA YANG DIBACA RASULULLAH DALAM SUJUDNYA
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَلَّهُ وآخِرَهُ وَعَلاَنِيَّتَهُ وَسِرَّهُ
Alloohumagh-firlii dzanbii kullahu diqqohu wa jillahu wa-awwalahu wa aa-khirohu wa ‘alaaniyyatahu wa sirrohu
“Ya Allah, ampunilah semua dosaku, dosa kecil maupun besar, dosa pertama maupun terakhir, dosa yang dilakukan dengan terang-terangan mapun sembunyi-sembunyi"
[HR. Muslim no. 483].
LARANGAN UNTUK MEMBACA AL QUR-AAN DALAM SUJUD
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا
Ketahuilah bahwa aku DILARANG membaca Al-Qur’an ketika ruku’ dan sujud.
(HR Muslim [479])
larangan ini mutlak, hendaknya kita tidak membaca ayat apapun dari al qur-aan (walaupun mengandung doa), sebagai kehati-hatian dan untuk keluar dari perselisihan. masih banyak doa-doa yang bisa kita hapalkan dari sunnah yang bisa kita panjatkan dalam sujud. wallahu a'lam.
KEMUDIAN BERTAKBIR UNTUK BANGKIT DARI SUJUD
Sebagaimana terdapat dalam hadits abu hurrayrah.
(HR. Abu Dawud, Nasaa-iy, dll. dishahiihkan syaikh al-albaaniy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar