Shalat 10 Tasyahud Awwal

TASYAHUD AWWAL
DUDUK DENGAN IFTIRASY
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
فَإِذَا جَلَسْتَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى ثُمَّ تَشَهَّدْ
Apabila kamu duduk di tengah mengerjakan shalat, maka tenangkanlah dirimu dan duduklah di atas paha kirimu, kemudian bacalah tasyahud.
(Hasan, HR. Abu Dawud ihat shahiih abi dawud karya syaikh al-Albaaniy)
Dari Abu Humaid As-Sa’idi :
“….Apabila beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam duduk pada raka’at kedua (yaitu duduk tasyahud awal), maka beliau duduk di atas telapak kaki kirinya dengan menegakkan telapak kaki kanannya”
[HR. Al-Bukhari no. 794].
MELETAKKAN KEDUA TELAPAK TANGAN DIATAS KEDUA LUTUT
Dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma : “Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam apabila duduk dalam shalat, beliau meletakkan kedua (telapak) tangannya di atas kedua lututnya,
[HR. Muslim no. 580, At-Tirmidzi no. 294, Ibnu Majah no. 913, dan yang lainnya].
MENGANGKAT JARI TELUNJUK (TANGAN KANAN)
(masih dalam riwayat ibn 'umar diatas)... dan beliau mengangkat jari (telunjuknya) yang kanan, maka beliaupun berdoa (bersamaan) dengan itu, dan (telapak) tangan kirinya terhampar di atas lututnya yang kiri”
[HR. Muslim no. 580, At-Tirmidzi no. 294, Ibnu Majah no. 913, dan yang lainnya].
Terjadi banyak kesalahan yang dilakukan oleh kaum muslimin yang TIDAK MENGANGKAT TELUNJUKnya. yang benar adalah TELUNJUKNYA DIANGKAT (searah jarum jam 9) TEGAK LURUS, diarahkan ke kiblat.
Kapan jari diangkat?
berdasarkan keumuman hadits diatas, maka jari diangkat ketika awal tasyahud.
adapun yang menyatakan bahwa disunnahkan berisyarat dengan jari telunjuk kemudian diangkat jari telunjuk tersebut ketika mencapai kata hamzah (إ) dari kalimat لا إله إلا الله maka ini pendapat yang lemah. disebabkan
1. hadits rujukan mereka, yaitu hadits yang diriwayatkan imam al bayhaqiy, maka hadits tersebut adalah DHA-IF sehingga tidak dapat dijadikan hujjah dalam masalah ini, karena salah satu perawinya ada yang majhul.
2. dan telah disebutkan bahwa dzohir hadits-hadits yang shohih menunjukkan bahwa Nabi shållallåhu 'alaihi wa sallam mengangkat jari telunjuk dari awal hingga akhir menyelisihi hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy tersebut, sehingga ini semakin mempertegas lemahnya riwayat Al-Baihaqy tersebut.
3. Ar-Rafi’y (salah seorang Imam besar dikalangan Syafiiyyah) menyatakan bahwa tempat mengangkat jari telunjuk adalah pada seluruh tasyahud dari awal hingga akhir; sebagaimana dikatakan oleh Imam an Nawawiy dalam Al-Majmu’ 3/434.
MENGGERAK-GERAKKAN JARI TELUNJUK
Bahwasannya Wail bin Hujr Al-Hadlrami radliyallaahu ‘anhu berkata:
“…..Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha dan lututnya yang kiri pula, dan meletakkan ujung siku tangan kanannya di atas pahanya yang kanan dan beliau pun membuat lingkaran (dengan jari tengah dan ibu jarinya) dan beliau mengangkat jari (telunjuknya). Maka aku pun (yaitu Wail) melihat beliau menggerak-gerakkannya (jari telunjuk) sambil berdoa dengannya”
[HR. Ahmad no. 18890; shahih]
Menggerak-gerakkan jari telunjuk ini yaitu digerak-gerakkan dengan TENANG.... BUKAN dengan MENAIK-TURUNKAN sebagaimana banyak dilakukan oleh kaum msulimin.
Mari kita menyimak penjelasan video dari Syaikh Abu Ishaaq al Huwayniy disini: http://www.youtube.com/watch?v=ze8j_wX7Guw
BACAAN TASYAHUD
-pilihan pertama-
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ َالطَّيِّبَاتُ للهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ . وفي رواية: عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
At-tahiyyaatul-mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillaah, as-salaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatulloohi wabarokaatuh, as-salaamu ‘alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu al-laa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna Muhammadar-“Rosuulullah” [dalam riwayat lain: ] ’abduhu warosuuluh
“Segala ucapan selamat, barakah, dan kebaikan adalah milik Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan barakahnya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah ‘Rasululah’ [dalam riwayat yang lain: ‘hamba-Nya dan utusan-Nya’] “
[HR. Muslim no. 403, Abu ‘Awanah no. 1597, Nasa’i no. 1174].
-pilihan kedua-
اَلتَّحِيَّاتُ للهِ، وَالصَّلَوَاتُ، وَالطَّيِّبَاتُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ }
At-tahiyyaatu lillaah, wash-sholawaatu wath-thoyyibaat, as-salaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatulloohi wabarokatuh, as-salaamu ‘alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu al-laa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh
“Segala ucapan selamat, kebahagiaan, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakahnya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”
[HR. Al-Bukhari no. 797 dan Muslim no. 402].
-pilihan ketiga-
اَلتَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ للهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
At-tahiyyaatuth-thoyyibaatush-sholawaatu lillaah, as-salaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatulloohi wabarakaatuh, as-salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu al-laa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh
“Segala ucapan selamat, kebaikan, dan kebahagiaan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”
[HR. Muslim no. 404].
-pilihan keempat-
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ الزَّاكِيَاتُ لِلَّهِ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
'ATTAHIYYAATU LILLAHI AZZAKIYAATU LILLAHI AT THAYYIBAAT ASHSHALAWAATU LILLAHI ASSALAAMU 'ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH, ASSALAMU 'ALAINAA WA 'ALAA 'IBAADILLAH ASH-SHAALIHIIN. ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASUULUH
(Segala penghormatan yang suci hanya milik Allah, shalawat yang baik hanya milik Allah. Keselamatan bagimu wahai Nabi dan Rahmat Allah dan barakah-Nya, keselamatan bagi kami dan Hamba Hamba Allah yang Shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan -yang berhak diibadahi- selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah)
(HR. Maalik, asy Syafi'iy, dll. dishahiihkan oleh Syaikh al Albaaniy)
dan bacaan lain, yang mungkin terlewatkan...
BERSHALAWAT
Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ
“Apabila salah seorang diantara kalian melakukan shalat maka hendaknya ia memulai dengan memuji Allah kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berdoa setelah itu dengan doa yang ia kehendaki.”
(HR. Tirmidziy, dan beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahiih)
Disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bershalawat untuk dirinya ketika tasyahud awwal dan lainnya (yaitu tasyahud akhir) [HR. Abu Awanah dalam shahihnya dan Nasaa-iy)
Bahkan Nabiy bersabda:
لا تكون صلاة إلى بقراءة و تشهد و صلاة علي
Tidaklah diterima shalat, kecuali dengan qira'ah (bacaan al qur-aan, yaitu bacaan al-fatihah), tasyahud, dan shalawat kepadaku.
(HR. al Ma'mariy dalam 'Amalul Yaum wal Laylah, hadits ini dinyatakan "kuat" oleh Syaikh al Albaaniy dalam Shifat Shalat Nabiy)
-pilihan pertama-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiima innaka hamiidum-majiid. Wabaarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wadzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiima innaka hamiidum-majiid
“Ya Allah, berilah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada Ahli Baitnya, istri-istrinya serta keturunannya sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad dan kepada Ahli Baitnya, istri-istrinya, serta keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
[HR. Ahmad no. 23221; shahih].
-pilihan kedua-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum-majiid. Alloohumma baarik alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohiima innaka hamiidum-majiid
“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahiim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berikanlah barakah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahiim. Sesunggunya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”
[HR. Al-Bukhari no. 3190 dan Muslim no. 406].
-pilihan ketiga-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiima fil-‘aalamiina innaka hamiidum-majiid
“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahiim. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada keluarga Ibrahiim di seluruh alam. Sesunggunya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”
[HR. Muslim no. 405].
-pilihan keempat-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النبي الأمي وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad, an-nabiyyil-ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad
“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad – nabi yang ummi – dan kepada keluarga Muhammad”
[HR. Abu Dawud no. 981; hasan].
SETELAH ITU BERDIRI UNTUK RAKA'AT KETIGA dan KEEMPAT
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
ثُمَّ إِذَا قُمْتَ فَمِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى تَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِكَ
Setelah itu, apabila kamu berdiri, kerjakanlah seperti itu pula, sehingga kamu selesai dari shalat."
(Hasan, HR. Abu Dawud ihat shahiih abi dawud karya syaikh al-Albaaniy)

Abu Zuhriy
Rikiy Dzulkifliy
TASYAHUD AWWAL
DUDUK DENGAN IFTIRASY
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
فَإِذَا جَلَسْتَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى ثُمَّ تَشَهَّدْ
Apabila kamu duduk di tengah mengerjakan shalat, maka tenangkanlah dirimu dan duduklah di atas paha kirimu, kemudian bacalah tasyahud.
(Hasan, HR. Abu Dawud ihat shahiih abi dawud karya syaikh al-Albaaniy)
Dari Abu Humaid As-Sa’idi :
“….Apabila beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam duduk pada raka’at kedua (yaitu duduk tasyahud awal), maka beliau duduk di atas telapak kaki kirinya dengan menegakkan telapak kaki kanannya”
[HR. Al-Bukhari no. 794].
MELETAKKAN KEDUA TELAPAK TANGAN DIATAS KEDUA LUTUT
Dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma : “Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam apabila duduk dalam shalat, beliau meletakkan kedua (telapak) tangannya di atas kedua lututnya,
[HR. Muslim no. 580, At-Tirmidzi no. 294, Ibnu Majah no. 913, dan yang lainnya].
MENGANGKAT JARI TELUNJUK (TANGAN KANAN)
(masih dalam riwayat ibn 'umar diatas)... dan beliau mengangkat jari (telunjuknya) yang kanan, maka beliaupun berdoa (bersamaan) dengan itu, dan (telapak) tangan kirinya terhampar di atas lututnya yang kiri”
[HR. Muslim no. 580, At-Tirmidzi no. 294, Ibnu Majah no. 913, dan yang lainnya].
Terjadi banyak kesalahan yang dilakukan oleh kaum muslimin yang TIDAK MENGANGKAT TELUNJUKnya. yang benar adalah TELUNJUKNYA DIANGKAT (searah jarum jam 9) TEGAK LURUS, diarahkan ke kiblat.
Kapan jari diangkat?
berdasarkan keumuman hadits diatas, maka jari diangkat ketika awal tasyahud.
adapun yang menyatakan bahwa disunnahkan berisyarat dengan jari telunjuk kemudian diangkat jari telunjuk tersebut ketika mencapai kata hamzah (إ) dari kalimat لا إله إلا الله maka ini pendapat yang lemah. disebabkan
1. hadits rujukan mereka, yaitu hadits yang diriwayatkan imam al bayhaqiy, maka hadits tersebut adalah DHA-IF sehingga tidak dapat dijadikan hujjah dalam masalah ini, karena salah satu perawinya ada yang majhul.
2. dan telah disebutkan bahwa dzohir hadits-hadits yang shohih menunjukkan bahwa Nabi shållallåhu 'alaihi wa sallam mengangkat jari telunjuk dari awal hingga akhir menyelisihi hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy tersebut, sehingga ini semakin mempertegas lemahnya riwayat Al-Baihaqy tersebut.
3. Ar-Rafi’y (salah seorang Imam besar dikalangan Syafiiyyah) menyatakan bahwa tempat mengangkat jari telunjuk adalah pada seluruh tasyahud dari awal hingga akhir; sebagaimana dikatakan oleh Imam an Nawawiy dalam Al-Majmu’ 3/434.
MENGGERAK-GERAKKAN JARI TELUNJUK
Bahwasannya Wail bin Hujr Al-Hadlrami radliyallaahu ‘anhu berkata:
“…..Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha dan lututnya yang kiri pula, dan meletakkan ujung siku tangan kanannya di atas pahanya yang kanan dan beliau pun membuat lingkaran (dengan jari tengah dan ibu jarinya) dan beliau mengangkat jari (telunjuknya). Maka aku pun (yaitu Wail) melihat beliau menggerak-gerakkannya (jari telunjuk) sambil berdoa dengannya”
[HR. Ahmad no. 18890; shahih]
Menggerak-gerakkan jari telunjuk ini yaitu digerak-gerakkan dengan TENANG.... BUKAN dengan MENAIK-TURUNKAN sebagaimana banyak dilakukan oleh kaum msulimin.
Mari kita menyimak penjelasan video dari Syaikh Abu Ishaaq al Huwayniy disini: http://www.youtube.com/watch?v=ze8j_wX7Guw
BACAAN TASYAHUD
-pilihan pertama-
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ َالطَّيِّبَاتُ للهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ . وفي رواية: عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
At-tahiyyaatul-mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillaah, as-salaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatulloohi wabarokaatuh, as-salaamu ‘alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu al-laa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna Muhammadar-“Rosuulullah” [dalam riwayat lain: ] ’abduhu warosuuluh
“Segala ucapan selamat, barakah, dan kebaikan adalah milik Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan barakahnya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah ‘Rasululah’ [dalam riwayat yang lain: ‘hamba-Nya dan utusan-Nya’] “
[HR. Muslim no. 403, Abu ‘Awanah no. 1597, Nasa’i no. 1174].
-pilihan kedua-
اَلتَّحِيَّاتُ للهِ، وَالصَّلَوَاتُ، وَالطَّيِّبَاتُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ }
At-tahiyyaatu lillaah, wash-sholawaatu wath-thoyyibaat, as-salaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatulloohi wabarokatuh, as-salaamu ‘alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu al-laa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh
“Segala ucapan selamat, kebahagiaan, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakahnya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”
[HR. Al-Bukhari no. 797 dan Muslim no. 402].
-pilihan ketiga-
اَلتَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ للهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
At-tahiyyaatuth-thoyyibaatush-sholawaatu lillaah, as-salaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatulloohi wabarakaatuh, as-salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin, asyhadu al-laa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh
“Segala ucapan selamat, kebaikan, dan kebahagiaan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”
[HR. Muslim no. 404].
-pilihan keempat-
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ الزَّاكِيَاتُ لِلَّهِ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
'ATTAHIYYAATU LILLAHI AZZAKIYAATU LILLAHI AT THAYYIBAAT ASHSHALAWAATU LILLAHI ASSALAAMU 'ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH, ASSALAMU 'ALAINAA WA 'ALAA 'IBAADILLAH ASH-SHAALIHIIN. ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASUULUH
(Segala penghormatan yang suci hanya milik Allah, shalawat yang baik hanya milik Allah. Keselamatan bagimu wahai Nabi dan Rahmat Allah dan barakah-Nya, keselamatan bagi kami dan Hamba Hamba Allah yang Shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan -yang berhak diibadahi- selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah)
(HR. Maalik, asy Syafi'iy, dll. dishahiihkan oleh Syaikh al Albaaniy)
dan bacaan lain, yang mungkin terlewatkan...
BERSHALAWAT
Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ
“Apabila salah seorang diantara kalian melakukan shalat maka hendaknya ia memulai dengan memuji Allah kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berdoa setelah itu dengan doa yang ia kehendaki.”
(HR. Tirmidziy, dan beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahiih)
Disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bershalawat untuk dirinya ketika tasyahud awwal dan lainnya (yaitu tasyahud akhir) [HR. Abu Awanah dalam shahihnya dan Nasaa-iy)
Bahkan Nabiy bersabda:
لا تكون صلاة إلى بقراءة و تشهد و صلاة علي
Tidaklah diterima shalat, kecuali dengan qira'ah (bacaan al qur-aan, yaitu bacaan al-fatihah), tasyahud, dan shalawat kepadaku.
(HR. al Ma'mariy dalam 'Amalul Yaum wal Laylah, hadits ini dinyatakan "kuat" oleh Syaikh al Albaaniy dalam Shifat Shalat Nabiy)
-pilihan pertama-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiima innaka hamiidum-majiid. Wabaarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wadzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiima innaka hamiidum-majiid
“Ya Allah, berilah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada Ahli Baitnya, istri-istrinya serta keturunannya sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad dan kepada Ahli Baitnya, istri-istrinya, serta keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
[HR. Ahmad no. 23221; shahih].
-pilihan kedua-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohiim, innaka hamiidum-majiid. Alloohumma baarik alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohiima innaka hamiidum-majiid
“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahiim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berikanlah barakah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahiim. Sesunggunya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”
[HR. Al-Bukhari no. 3190 dan Muslim no. 406].
-pilihan ketiga-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollaita ‘alaa aali Ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali Ibroohiima fil-‘aalamiina innaka hamiidum-majiid
“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahiim. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada keluarga Ibrahiim di seluruh alam. Sesunggunya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”
[HR. Muslim no. 405].
-pilihan keempat-
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النبي الأمي وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad, an-nabiyyil-ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad
“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad – nabi yang ummi – dan kepada keluarga Muhammad”
[HR. Abu Dawud no. 981; hasan].
SETELAH ITU BERDIRI UNTUK RAKA'AT KETIGA dan KEEMPAT
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
ثُمَّ إِذَا قُمْتَ فَمِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى تَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِكَ
Setelah itu, apabila kamu berdiri, kerjakanlah seperti itu pula, sehingga kamu selesai dari shalat."
(Hasan, HR. Abu Dawud ihat shahiih abi dawud karya syaikh al-Albaaniy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar