Khasiat Sirsak ( 2/4 ) : Sirsak Stop Kanker Prostat


KHASIAT SIRSAK (2/4) : SIRSAK STOP KANKER PROSTAT
Posted By Maramis Setiawan, Januari 21, 2011
Setiap kali berkemih, Sri Haryanto menahan nyeri yang luar
biasa. Urine menetes perlahan seperti air keluar dari kran yang tersumbat.
Kejadian itu menimpa Sri Haryanto pada malam hari. ‘Biasanya
jam 9 malam saya mulai bolak-balik ke kamar mandi,’ kata Sri. Dalam semalam ia
bisa 5 kali lebih ke kamar mandi. Ia tak tahan lagi menahan sakit, sehingga
herbalis di Yogyakarta itu mendatangi rumahsakit terdekat untuk dikateter.
Padahal, waktu sudah pukul 02.00 dinihari. Setelah dikateter, ia merasa lebih
lega. Namun, keesokan malamnya urine masih tetap mampat.
Setelah 4 hari tak kunjung membaik, Sri memeriksakan diri ke
dokter. Kelenjar prostatnya membengkak hingga 2,5 kali lipat ukurannya.
Pembengkakan itu menutup saluran kemih. Sri menderita kanker prostat. Namun,
karena usianya 70 tahun, dokter tidak memberikan pilihan lain selain terapi
dengan sinar laser. Pemilik klinik Anugrah Agung itu agak ketar-ketir. ‘Dari
buku yang saya baca, hanya 2 dari 10 orang yang berpeluang sukses menjalani
terapi itu,’ kata Haryanto.
Setengah abad
Menurut Haryanto, kanker prostat itu buah dari kebiasaan
menahan buang air kecil saat seminar dan acara lain. Kanker prostat cenderung
menyerang pria di atas usia 50 tahun. Menurut data National Cancer
Institute (NCI), Amerika Serikat, 70% pengidap kanker prostat berusia
di atas 65 tahun.
Sebagian penderita tidak merasakan gejala serangan dan
meninggal tanpa terapi. Sebagian lagi merasakan gejala antara lain susah
berkemih, sering ingin berkemih pada malam hari, rasa sakit saat berkemih,
serta rasa sakit di punggung bagian bawah, pinggang, dan paha atas. Data NCI
terbaru menyebutkan pada 2010 ditemukan 217.730 penderita kanker prostat baru
di Amerika Serikat, dan 32.050 di antaranya meninggal.
Selain menganjurkan terapi, dokter juga memberikan obat
kepada Haryanto untuk konsumsi 3 kali sehari. Namun, Haryanto hanya menjalani
terapi laser 2 kali dengan interval 3 bulan, masing-masing selama 1 jam.
Bersamaan dengan itu, ia memilih mengonsumsi tanaman obat tradisional lantaran
sudah terbiasa. Racikan jamu kunyit putih yang biasa ia berikan kepada pasien
pun ia minum. Untuk diuretik alias melancarkan kemih, Sri mengonsumsi seduhan
klembak berdosis 3 gram dengan air panas 3/4 gelas.
Yang istimewa, Sri menjadi rutin mengonsumsi jus buah
sirsak. Sudah 10 tahun terakhir ia juga meresepkan sirsak – baik daun atau buah
– kepada pasien kanker. Namun, perkenalannya pada sirsak untuk terapi pasien
kanker terjadi jauh sebelum itu, tepatnya pada 1958. Ketika itu Haryanto masih
bekerja sebagai perawat di sebuah rumahsakit swasta milik salah satu perusahaan
ban. Salah seorang dokter yang bertugas di rumahsakit ketika itu berasal dari
Jerman.
Dokter itu selalu menyarankan untuk memberikan jus buah-buahan
tertentu pada pasien tergantung penyakit. Jus itu memang tidak serta-merta
sebagai obat, tetapi sebagai makanan tambahan. Sebab, dokter tetap memberikan
obat kimia. Itu mirip pasien demam berdarah yang mengonsumsi jus jambu biji Psidium
guajava. Sementara para pasien bisul, infeksi, dan budukan menikmati jus
sirsak.
Budukan yang dimaksud adalah semacam benjolan pada daging
yang tak lain berupa tumor. Ketika itu istilah tumor atau kanker belum lazim.
Dari pengalaman menjadi perawat dan beragam informasi terbaru tentang sirsak
itulah Haryanto mulai meresepkan Annona muricata kepada
pasiennya dan dirinya. Untuk pasien yang juga menderita diabetes, ia
menganjurkan untuk mengonsumsi daun. Sedangkan untuk pasien lain, bisa memilih
buah. Sebab, buah relatif manis dan kurang baik untuk penderita kencing manis.
Annomuricin

prostat
Bersamaan dengan menjalani terapi laser, Haryanto rutin
mengonsumsi jus sirsak sebanyak 300 cc antara pukul 18.00 – 19.00 selama 3
bulan. ‘Harapannya, kandungan sirsak akan bereaksi saat malam hari,’ kata
Haryanto. Menurut Sri, sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan membuang racun
dari dalam tubuh. Hasilnya, kanker di prostatnya mengempis dan ia sudah bisa
berkemih dengan normal.
Herbalis lain di Yogyakarta, Lina Mardiana juga meresepkan
daun dan buah sirsak untuk pasien kanker. Lina meresepkan daun dan buah sirsak
secara turun-temurun dari ibunya sejak 1970-an.
Daun maupun buah sirsak terutama sebagai pengganti
kemoterapi (maksimal kanker stadium3). Biasanya diberikan jika pasien tidak
tahan kemoterapi, cirinya sudah 1 – 2 kali kemo tetapi badan lemah atau
mual-mual.
Namun, tak jarang ada juga pasien yang tahan kemo dan daun
sirsak diberikan bersama dengan terapi kemo. ‘Khasiat daun/buah sirsak itu
untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker dan terutama
meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ ujar Lina.
Pemanfaatan daun dan buah sirsak untuk membantu kesembuhan
pasien kanker itu sejalan dengan beberapa penelitian. Salah satunya penelitian
Prof Soelaksono Sastrodihardjo dari Institut Teknologi Bandung dan tim dari Purdue
University, Amerika Serikat, yang membuktikan sirsak berkhasiat antikanker.
Senyawa annomuricin E yang diisolasi dari daun sirsak itu memiliki efek
sitotoksik pada beberapa sel kanker yang diuji termasuk sel PC-3 (karsinoma
prostat). Area penghambatan senyawa kelompok acetogenin itu terhadap sel kanker
prostat mencapai 2,28 x 10-1. (Tri Susanti)
Jus buah sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan
membuang racun dari dalam tubuh
Kanker menyebabkan pembengkakan kelenjar prostat yang
dapat menutup/menghambat saluran kemih. Akibatnya sebagian penderita merasakan
gejala susah berkemih
Sri Haryanto, kanker di prostat mengempis setelah
menjalani terapi laser, meminum ramuan kunyit putih, dan rutin mengonsumsi jus
buah sirsak
Sumber : Majalah
Trubus Online
Subhanallah…Maka benarlah Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam, beliau memerintahkan untuk berobat dan berupaya mencari
kesembuhan serta tidak berputus asa dari kesembuhan atas suatu penyakit.
Perhatikan sabda Nabishallallahu’alaihi wa sallam berikut:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ, فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ
بِإِذْنِ اللهِ
“Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu,
barangsiapa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit, maka dengan
izin Allah azza wa jalla dia akan sembuh” (HR. Muslim
no.2204 dalam kitab as-Salaam)
Nabi juga pernah bersabda:
ماَ أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia
turunkan penyembuh untuknya” (HR. Bukhori)
Imam Ibnul Qayyim mengatakan: “Mengenai sabda Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam‘setiap penyakit itu pasti ada obatnya’, sebagai upaya untuk
memperkuat jiwa orang yang sakit sekaligus dokter yang menanganinya. Beliau
memerintahkan untuk menyelidiki serta mencari obat tersebut. Sebab, orang yang
sakit jika menyadari ada obat yang dapat menghilangkan penyakit yang
dideritanya itu, maka hatinya akan menggantungkan harapan pada kesembuhan dan
sirnalah keputusasaan. Hingga akhirnya terbuka baginya pintu harapan. Jika
jiwanya kuat, maka akan bangkitlah pula semangat instingnya, dan itulah yang
menjadi sebab bagi munculnya kekuatan jiwa hewani, nabati, dan alami. Jika jiwa
telah menguat, maka menguat pula keseluruhan pula seluruh kekuatan yang
menyangganya sehingga berhasil menundukkan dan mengusir penyakit. (Zaadul
Ma’aad)
Dan yakinilah bahwa Allah-lah yang menjadi penyembuh,
karena Allah azza wa jalla yang menetapkan obat tersebut, sebagaimana hadits di
atas, Allah yang menurunkan sebuah penyakit sebagai ujian bagi manusia dan
sekaligus menurunkan obatnya sebagai kasih sayang terhadap hamba-hambanya yang
beriman. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkanku” (QS.
Asy-Syu’araa’: 80)
Semoga info ini bermanfaat bagi kaum muslimin
Semoga info ini bermanfaat bagi kaum muslimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar