Khasiat Sirsak ( 4/4 ) : Beberapa Fakta Penelitian Tentang Sirsak
Fakta
http://maramissetiawan.wordpress.com/2011/01/21/khasiat-sirsak-4-terakhir-beberapa-fakta-penelitian-tentang-sirsak/

KHASIAT SIRSAK ( 4 - Terakhir ) : BEBERAPA FAKTA PENELITIAN TENTANG SIRSAK
POSTED BY MARAMIS SETIAWAN, JANUARI 21, 2011
Dari Garut Mengguncang Dunia
Lima belas tahun silam, Dr Jerry McLaughlin, dari
Universitas Purdue, Amerika Serikat, berkelana ke Garut, Jawa Barat. Bersama
para mahasiswanya Jerry mengumpulkan daun sirsak, mengeringkan, lalu
menerbangkan ke Amerika. Riset yang dilakukannya bersama Prof Soelaksono
Sastrodihardjo dari ITB, Bandung, mengungkap sirsak sebagai antikanker.
Ketika itu, sepanjang 1995 – 1996, Soelaksono begitu sibuk.
Entomolog dari Departemen Biologi, Institut Teknologi Bandung, itu menangani
proyek Bank Dunia yang tengah meriset daun sirsak. ‘Ketika itu saya direktur di
Pusat Antar Universitas Ilmu hayati. Semua bahan alami dikumpulkan atas nama
ITB. Sebetulnya sirsak juga banyak di Amerika Selatan, tapi akses McLaughlin ke
sana mungkin lebih sulit,’ kata Soelaksono kepada wartawan Trubus Endah
Kurnia Wirawati.
Menurut Soelaksono, sebelum dikenal sebagai antikanker,
tanaman sirsak – biji dan daun – dikenal di tanahair sebagai pestisida alami.
‘Bijinya bisa membunuh larva hama sepertiHelicoverpa armigera,’ katanya.
McLaughlin yang dikenal sebagai farmakolog menduga sifat sitotoksik sirsak pada
serangga dapat dipakai untuk membunuh sel kanker. Saat meriset, McLaughlin juga
dibantu mahasiswa asal Korea Selatan, Feng E Wu.
Penelusuran Trubus, riset sirsak untuk
kesehatan manusia telah dilakukan 70 tahun silam. Pada 1941 – 1962, para
peneliti hanya menemukan khasiat sirsak – buah, daun, kulit batang, biji, dan
akar sirsak – sebagai antibakteri, anticendawan, dan antiparasit. Baru pada
1976 The National Cancer Institute meneliti khasiat sirsak
sebagai antitumor dan antikanker. Diduga riset lama itulah yang mendorong
McLaughlin menelitinya sebagai antikanker.
Tertutup

Acetogenin vs ATP Kanker
Dari daun sirsak asal Garut itu lalu terungkap senyawa
kelompok acetogenin yang ampuh melawan kanker. Di jurnal-jurnal yang terbit di
Amerika Serikat sepanjang 1996 – 1998 McLaughlin mempublikasikan senyawa
acetoginin itu terdiri dari muricatosin A, muricatosin B, annomuricin E,
muricapentocin, annopentocin A, annopentocin B, dan annopentocin C. ‘Prinsip
dasarnya acetoginin menghambat ATP yang dibutuhkan oleh sel kanker,’ kata
Soelaksono.
Sayang, riset berharga itu tidak serta-merta membuat daun
sirsak ramai dipakai sebagai antikanker. ‘Sebuah perusahaan farmasi berusaha
menutupi informasi itu selama puluhan tahun. Bila terungkap, maka obat
kemoterapi bakal tak laku karena kekuatan acetoginin membunuh sel kanker 10.000
kali lebih kuat ketimbang obat kemo,’ kata Dr Reza Tirtawinata, ahli buah di
Bogor, yang pertama kali mengabarkan khasiat sirsak pada Trubus 2
tahun silam.
Yang istimewa acetoginin beda dengan obat kemo yang
membunuh semua sel. Menurut Prof Dr H Ervizal A M Zuhud MS, ketua Kampung
Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (Toga) Bina Sehat Lestari Gunung Leutik,
Bogor, Jawa Barat, acetoginin menyerang sel kanker secara selektif. ‘Sel
abnormal diserang, tapi sel normal dibiarkan,’ kata Ervizal. Dengan begitu efek
samping kemo seperti kebotakan dan daya tahan tubuh yang drop dapat
dihindari.
Menurut Soelaksono acetoginin mengganggu perkembangan sel
kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP yang dibutuhkan sel kanker. Caranya,
acetoginin masuk dan menempel pada dinding sel, lalu masuk ke dalam sel dan
merusak ATP di dinding mitokondria. ‘Sel kanker butuh banyak energi untuk
berkembang sehingga akan mati bila ATP sebagai sumber energi dihambat,’ kata
Soelaksono. Sel sehat tak diserang karena tidak butuh banyak energi.
Paten
Kini acetoginin asal sirsak itu disebut-sebut mampu
mengatasi 12 sel kanker. ‘Di Amerika sampel dari Indonesia diujicobakan pada
sel kanker paru, payudara, kolon, dan beragam sel kanker lainnya,’ tutur
Soelaksono. Sayang, hanya McLaughlin yang memperoleh paten dari penelitian itu.
Soelaksono sebagai peneliti tak memperolehnya. Namun, nama Soelaksono dan ITB
bertebaran di jurnal-jurnal yang meriset senyawa sirsak.
Acetoginin pada sirsak itu juga ditemukan pada srikaya Annona
squamosa dan mulwoAnnona reticulata. ‘Bahkan, peneliti di
Amerika Selatan mengatakan khasiat paw pawalias mulwo terhadap kanker
lebih bagus daripada sirsak, tapi sebetulnya sama saja,’ kata Soelaksono.
Belakangan riset sirsak itu diikuti dengan ramainya riset
keluarga Annonaceae yang lain. Pada awal 2000 Dr Hamidah MKes, pengajar di
Universitas Airlangga, Surabaya, mempublikasikan acetoginin pada sirsak itu
juga ditemukan pada srikaya Annona squamosa dan mulwo Annona
reticulata. Penelitian Hamidah membuktikan, secara genetik kandungan
senyawa kimia keduanya sama persis sehingga bermanfaat sama. ‘Bahkan, peneliti
di Amerika Selatan mengatakan khasiat paw paw alias mulwo terhadap kanker lebih
bagus daripada sirsak, tapi sebetulnya sama saja,’ kata Soelaksono. Dari Garut,
daun sirsak mengguncang dunia. (Destika Cahyana/Peliput: Endah Kurnia
Wirawati dan Lastioro Anmi Tambunan)
- Daun
sirsak, dari Garut, Jawa Barat, diambil dan diteliti di Amerika Serikat
untuk diuji pada sel kanker
- Acetoginin
masuk dalam sel dan merusak ATP yang menjadi sumber energi sel kanker di
dinding mitokondria
- Meski
hanya McLaughlin yang memperoleh paten sirsak, nama Soelaksono
Sastrodihardjo dan ITB bertebaran di jurnal-jurnal internasional
- Prof
Soelaksono Sastrodihardjo, teliti sirsak pada 1995 – 1996 dengan biaya
dari Bank Dunia
sumber : Majalah
Trubus Online
Subhanallah…Maka benarlah Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam, beliau memerintahkan untuk berobat dan berupaya mencari
kesembuhan serta tidak berputus asa dari kesembuhan atas suatu penyakit.
Perhatikan sabda
Nabishallallahu’alaihi wa sallam berikut:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ, فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ
اللهِ
“Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu,
barangsiapa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit, maka dengan
izin Allah azza wa jalla dia akan sembuh”
(HR. Muslim no.2204
dalam kitab as-Salaam)
Nabi juga pernah bersabda:
ماَ أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia
turunkan penyembuh untuknya” (HR. Bukhori)
Imam Ibnul Qayyim mengatakan:
“Mengenai sabda Nabishallallahu’alaihi wa sallam ‘setiap penyakit
itu pasti ada obatnya’, sebagai upaya untuk memperkuat jiwa orang yang sakit
sekaligus dokter yang menanganinya. Beliau memerintahkan untuk menyelidiki
serta mencari obat tersebut. Sebab, orang yang sakit jika menyadari ada obat
yang dapat menghilangkan penyakit yang dideritanya itu, maka hatinya akan
menggantungkan harapan pada kesembuhan dan sirnalah keputusasaan. Hingga
akhirnya terbuka baginya pintu harapan. Jika jiwanya kuat, maka akan bangkitlah
pula semangat instingnya, dan itulah yang menjadi sebab bagi munculnya kekuatan
jiwa hewani, nabati, dan alami. Jika jiwa telah menguat, maka menguat pula
keseluruhan pula seluruh kekuatan yang menyangganya sehingga berhasil
menundukkan dan mengusir penyakit. (Zaadul Ma’aad)Dan yakinilah bahwa Allah-lah
yang menjadi penyembuh, karena Allah azza wa jalla yang menetapkan obat
tersebut, sebagaimana hadits di atas, Allah yang menurunkan sebuah penyakit
sebagai ujian bagi manusia dan sekaligus menurunkan obatnya sebagai kasih
sayang terhadap hamba-hambanya yang beriman.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkanku” (QS.
Asy-Syu’araa’: 80)
Semoga info ini bermanfaat bagi kaum muslimin
Semoga info ini bermanfaat bagi kaum muslimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar