Do'a Penawar Hati Dan Kesedihan
DO'A PENAWAR HATI DAN KESEDIHAN
>
>
----------
>
>
>
Abdullah Issgafa,
Semoga bermanfaat
24 Agustus 2012 M / 05 Syawal 1433 H
.

DO'A MENGHADAPI KESULITAN
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh
zhalimiin
“Tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) dengan benar
melainkan hanya Engkau semata, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku ini termasuk
orang-orang yang zhalim”
[HR. At-Tirmidzi no. 3505 dan al-Hakim, dishahihkan dan
disepakati oleh adz-Dzahabi (1/505)]
Da’ watu Dziinnuuni idzda ‘aa wa huwa fii bathnil huuti : “ Laa
ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhalimiin “. Faainnahu lamyad
’u bihaa rajuluun muslimuun fii syai in qaththu, illaa istajaaballaahu lahu.
“Do’a Dzun Nun (Nabi Yunus ‘alaihissalam), ketika dia berdoa
di dalam perut ikan paus adalah : “Tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi)
dengan benar melainkan hanya Engkau semata, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku
ini termasuk orang-orang yang zhalim “. Sesungguhnya tidak ada seorang
muslimpun yang memanjatkan do’a dengan kalimat tersebut dalam suatu hal apa
pun, melaikan Allah akan mengabulkan untuknya”
[Shahih At-Tirmidzi (3/168)]
Allaahumma rahmataka arjuu, falaa takilnii ilaa nafsii
thorfata ‘aaiin, wa ashlih lii sya’ nii kullahu, laa ilaaha illaa anta
“Ya Allah, rahmat-Mu yang selalu aku harapkan, karena itu,
janganlah Engkau serahkan urusanku kepada diriku meski hanya sekejap mata, dan
perbaikilah urusanku semuanya, tidak ada ilah (yang berhak untuk diibadahi
dengan benar) selain Engkau”
[HR. Abu Dawud (4/324) no. 5090 dan Ahmad (5/42), serta
dihasankan oleh al-Albani dan yang lainnya. Lihat shahih al-Adabul Mufrad no.
539 dan Shahih al-Adzkaar 351/251]
----------
DO’A ORANG YANG MENGALAMI KESULITAN
Allaahumma laa sahla illa maa ja ‘altahu sahlaan wa anta
taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlaan
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau
menghendakinya”
[HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya no. 2427 (Mawaarid,
Shahih Mawariduzh Zhaam’an 2/450 no. 2058), Ibnu Sunni no. 351. Al-Hafidz
berkata : “Hadits diatas shahih”, dan dinyatakan shahih pula oleh ‘Abdul Qadir
al-Arnauth dalam Takhrij al-Adzkaar Nawawi hal. 106. Lihat juga Silsilah
Ahaadits ash-Shahiihah no. 2886].
DO’A KETIKA MENGALAMI KESUSAHAN, KESEDIHAN DAN PENAWAR HATI
YANG DUKA
Laa ilaaha illaallaahul ‘azhiimul haliimu, laa ilaaha
illaallaahu rabbul ‘arsyil ‘azhiimi, laa ilaaha illaallaahu rabbus samaawaati,
warabbul ardhi, warabbul ‘arsyil kariimi
“Tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi dengan benar)
selain Allah, Yang Mahaagung lagi Mahapenyantun. Tidak ada Ilah selain Allah,
Rabb (pemilik) ‘Arsy yang agung, Tidak ada Ilah selain Allah, Rabb langit dan
juga Rabb bumi, serta Rabb Pemilik ‘Arsy yang mulia.”
[HR. Al-Bukhari (7/154) dan Muslim (4/2092)].
Allaahumma Innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika,
naashiyatii biyadika, maadhiin fiyya hukmuka, ‘adluun fiyya qadhoo uka, as
alaka bikulliismin huwalaka, sammaita bihi nafsaka, aw anzaltahu fii kitaabika,
aw ‘allamtahu ahadaan min khalqika, awista’ tsartabihi fii ‘ilmil ghoibi
‘indaka, antaj ‘alal qur aana rabii ‘aqalbii, wanuura shadrii, wajalaa ahuznii,
wadzahaaba hammii
“Ya allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu
(Adam), dan anak perempuan-Mu (Hawa), ubun-ubunku berada di tangan-Mu, berlaku
hukum-Mu terhadap diriku dan adil ketetapan-Mu, pada diriku, Aku memohon
kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namai diri-Mu
dengannya, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang Engkau
ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam
ilmu ghaib yang ada disisi-Mu, hendaklah kiranya Engkau jadikan Al-Qur’an
sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan penghilang rasa sedihku, serta
penghilang bagi kesusahanku.”
Melaikan Allah Subhaanahu wa Ta’ala akan menghilangkan
kesedihan dan kesusahannya, serta menggantikannya dengan kegembiraan
[HR. Ahmad (1/391, 452), al-Hakim (1/509) dan dihasankan
oleh al-Hafidz di dalam Takhrij al-Adzkaar, dan di shahihkan oleh al-Albani.
Dan Lihat Takhrijul Kalimith Thayyib hal. 119-120 no. 124, Silsilah Ahaadits
ash-Shahiihah no. 199].
Allaahu, Allaahu rabbii, laa usy riku bihi syai aan
“Allah, Allah Rabbku, aku tidak menyekutukan sesuatupun
dengan-Nya”
[HR. Abu Dawud no. 1525, Ibnu Majah no. 3882, lihat juga Shahih Ibnu Majah (2/335)].
>
[Disalin dari buku Do’a dan Wirid Mengobati Guna-guna dan
Sihir Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, oleh ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas,
Penerbit Pustaka Imam Syafi’i]
Abdullah Issgafa,
Semoga bermanfaat
24 Agustus 2012 M / 05 Syawal 1433 H
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar