Mandi Untuk Menyegarkan Badan Ketika Berpuasa
Ibnu Hajar berkata, “Maksudnya adalah dibolehkannya mandi untuk orang yang berpuasa.
Az Zain bin Al Munayir berkata bahwa mandi di sini bersifat mutlak mencakup mandi yang dianjurkan, diwajibkan dan mandi yang sifatnya mubah. Seakan-akan beliau mengisyaratkan tentang lemahnya pendapat yang diriwayatkan dari ‘Ali mengenai larangan orang yang berpuasa untuk memasuki kamar mandi. Riwayat ini dikeluarkan oleh ‘Abdur Rozaq, namun dengan sanad dho’if. Hanifiyah bersandar dengan hadits ini sehingga mereka melarang (memakruhkan) mandi untuk orang yang berpuasa.” (Fathul Bari, 6/180)
Hal ini juga dikuatkan oleh sebuah riwayat dari Abu Bakr, beliau berkata,
Ù„َÙ‚َدْ رَØ£َÙŠْتُ رَسُولَ اللَّÙ‡ِ -صلى الله عليه وسلم- بِالْعَرْجِ ÙŠَصُبُّ عَÙ„َÙ‰ رَØ£ْسِÙ‡ِ الْÙ…َاءَ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ صَائِÙ…ٌ Ù…ِÙ†َ الْعَØ·َØ´ِ Ø£َÙˆْ Ù…ِÙ†َ الْØَرِّ.
“Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al ‘Aroj mengguyur kepalanya -karena keadaan yang sangat haus atau sangat terik- dengan air sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. ”
.
Meisyah Hanan
¸.•❤•.MANDI UNTUK MENYEGARKAN BADAN KETIKA BERPUASA¸.•❤•.
(¯`v´¯)¸
`•.¸.•❤•..•♥ Assalamu'alaikum ♥¸.•❤•..
♥♥ بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْـــــمِ ♥
“Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al ‘Aroj mengguyur kepalanya -karena keadaan yang sangat haus atau sangat terik- dengan air sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. ”
Bukhari membawakan Bab dalam kitab shohihnya ‘Mandi untuk orang yang berpuasa.’
(¯`v´¯)¸
`•.¸.•❤•..•♥ Assalamu'alaikum ♥¸.•❤•..
♥♥ بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْـــــمِ ♥
“Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al ‘Aroj mengguyur kepalanya -karena keadaan yang sangat haus atau sangat terik- dengan air sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. ”
Bukhari membawakan Bab dalam kitab shohihnya ‘Mandi untuk orang yang berpuasa.’
Ibnu Hajar berkata, “Maksudnya adalah dibolehkannya mandi untuk orang yang berpuasa.
Az Zain bin Al Munayir berkata bahwa mandi di sini bersifat mutlak mencakup mandi yang dianjurkan, diwajibkan dan mandi yang sifatnya mubah. Seakan-akan beliau mengisyaratkan tentang lemahnya pendapat yang diriwayatkan dari ‘Ali mengenai larangan orang yang berpuasa untuk memasuki kamar mandi. Riwayat ini dikeluarkan oleh ‘Abdur Rozaq, namun dengan sanad dho’if. Hanifiyah bersandar dengan hadits ini sehingga mereka melarang (memakruhkan) mandi untuk orang yang berpuasa.” (Fathul Bari, 6/180)
Hal ini juga dikuatkan oleh sebuah riwayat dari Abu Bakr, beliau berkata,
Ù„َÙ‚َدْ رَØ£َÙŠْتُ رَسُولَ اللَّÙ‡ِ -صلى الله عليه وسلم- بِالْعَرْجِ ÙŠَصُبُّ عَÙ„َÙ‰ رَØ£ْسِÙ‡ِ الْÙ…َاءَ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ صَائِÙ…ٌ Ù…ِÙ†َ الْعَØ·َØ´ِ Ø£َÙˆْ Ù…ِÙ†َ الْØَرِّ.
“Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al ‘Aroj mengguyur kepalanya -karena keadaan yang sangat haus atau sangat terik- dengan air sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. ”
(HR. Abu Daud no. 2365)
Abu Ath Thoyib mengatakan, “Hadits ini merupakan dalil bolehnya orang yang berpuasa untuk menyegarkan badan dari cuaca yang cukup terik dengan mengguyur air pada sebagian atau seluruh badannya. Inilah pendapat mayoritas ulama dan mereka tidak membedakan antara mandi wajib, sunnah atau mubah.”
Abu Ath Thoyib mengatakan, “Hadits ini merupakan dalil bolehnya orang yang berpuasa untuk menyegarkan badan dari cuaca yang cukup terik dengan mengguyur air pada sebagian atau seluruh badannya. Inilah pendapat mayoritas ulama dan mereka tidak membedakan antara mandi wajib, sunnah atau mubah.”
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar