Panduan Praktis Tata Cara Shalat Ied
PANDUAN PRAKTIS TATA CARA SHALAT IED
Artikel oleh Admin Alhira Indonesia Dipublikasikan 2012-08-16
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang
telah menciptakan hidup dan mati untuk menguji manusia siapa yang terbaik
amalannya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga kepada keluarganya, shahabatnya, dan
orang-orang yang mengikuti mereka denga baik.
Beberapa hari lagi kita akan melaksanakan Shalat Ied, maka
kali ini akan dibahas secara ringkas tata cara shalat ied menurut sunnah.
Sutrah (pembatas shalat) bagi imam
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju lapangan pada hari raya, beliau
memerintahkan untuk menancapkan bayonet di depan beliau, kemudian beliau shalat
menghadap ke benda tersebut.
(H.r. Al-Bukhari)
Shalat dilaksanakan sebelum khotbah
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma; beliau
mengatakan,
“Saya mengikuti shalat id bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiallahu ‘anhum. Mereka
semua melaksanakan shalat sebelum khotbah.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)
Jumlah raka'at shalat Ied ada dua rakaat berdasaran
riwayat Umar radhiyallahu 'anhu.
Artinya : "Shalat safar itu ada dua raka'at, shalat
Idul Adha dua raka'at dan shalat Idul Fithri dua raka'at. dikerjakan dengan
sempurna tanpa qashar berdasarkan sabda Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam" [Dikeluarkan oleh Ahmad 1/370, An-Nasa'i 3/183, At-Thahawi
dalam Syarhu Ma'anil Al Atsar 1/421 dan Al-Baihaqi 3/200 dan sanadnya Shahih]
URUTAN PELAKSANAAN :
Pertama: Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana
shalat-shalat lainnya.
Kedua: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan)
sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al
Fatihah. Diatara takbir-takbir tidak harus mengangkat tangan tetapi diperboleh
mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan
oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim mengatakan,
“Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”
[ Shahih Fiqh Sunnah, 1/607.]
Ketiga: Di antara takbir-takbir (takbir zawa-id) yang
ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu
Mas’ud, ia mengatakan,
“Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji
Allah.”[ Dikeluarkan oleh Al Baihaqi (3/291)] Syaikhul Islam
mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan,
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ
وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي
“Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah
wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala
pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah.
Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).” Namun ingat sekali lagi,
bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan
lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.
Keempat: Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan
dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at
kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al
Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Ia pun menjawab,
كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ
(اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf,
wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan
syaqqol qomar” (surat Al Qomar).”
[ HR. Muslim no. 891]
Boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan
surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari
Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat
Al Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at. Dari An
Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى
الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ
أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ
فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la”
(surat Al A’laa) dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).”
An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan
hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.
[ HR. Muslim no. 878]
Kelima: Setelah membaca surat, kemudian melakukan
gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).
Keenam: Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan
raka’at kedua.
Ketujuh: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan)
sebanyak lima kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai
membaca Al Fatihah.
Kedelapan: Kemudian membaca surat Al Fatihah dan
surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Kesembilan: Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.
Wallahu A’lam
Artikel: www.alhiraindonesia.com
Refrensi: rumaysho.com, www.konsultasisyariah.com
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar